A. Pengertian Bahasa Ragam Ilmiah
Bahasa
Indonesia ragam ilmiah adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan
dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dimana bahasa ragam ilmiah ini diperoleh
sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan,
penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode (pendekatan rasional pendekatan
empiris)
dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
Tujuan ragam ilmiah,
antara lain:
·
memberi penjelasan,
·
memberi komentar atau penilaian,
·
memberi saran,
·
menyampaikan sanggahan,
·
membuktikan hipotesa.
Jenis ragam ilmiah, diantaranya makalah, skripsi, tesis,
disertasi dan laporan penelitian. Kalaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi
keempat-empatnya bertolak dari laporan, kemudian diberi komentar dan saran.
Perbedaannya hanya terletak pada kekompleksannya.
B.
Karakteristik
Bahasa Ragam Ilmiah
Karakteristuik sebuah Bahasa Ragam Ilmiah antara
lain: cendekia, lugas, jelas, formal, obyektif, konsisten, menghindari kalimat
pragtmentaris, bertolak dari gagasan, serta ringkas dan padat.
1. Cendekia
Bahasa yang cendekia
mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan penulis
dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
Contoh A
Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) akan mempengaruhi
serapan hara fosfor oleh tanamaninang melalui akar terutama tanaman yang tumbuh
pada tanah yang kekurangan fosfor yang dimungkinkan oleh adanya hifa eksternal.
Contoh B
Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada akar
tanaman inang akan meningkatkan serapan hara fosfor melalui hifa eksternalnya.
Kalimat pada contoh-B secara jelas mampu menunjukkan
hubungan sebab-akibat tetapi tidak terungkap jelas pada contoh-A
2. Lugas
Paparan bahasa yang lugas akan menghindari
kesalah-pahaman dan kesalaha menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan. Penulisan
yang bernada sastra perlu dihindari.
Contoh
Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang tidak
dapat dikatakan ringan sehingga kemampuan berfikirnya menjadi berada di awing-awang.
Contoh
Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang berat sehingga
kemampuan berfikirnya menjadi menurun.
3. Jelas
Gagasan akan mudah dipahami apabila
(1) dituangkan dalam bahasa yang jelas
(2)
hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang
tidak jelas, umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
Contoh
Struktur cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada
apikal akar berbentuk bebas dan berpengaruh tidak langsung terhadap kapasitas
serapan hara oleh akar, misalnya dalam kompetisi dalam memanfaatkan
karbohidrat, karena cendawan pembentuk mikorisa sangat tergantung kepada
kandungan karbon tanaman inang sebagai sumber energinya serta kapasitas dan
mekanisme CPM dalam menyerap hara hanya akan dievaluasi dari asosiasinya dengan
tanaman inang.
4. Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah
bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat
pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat.
Kata
Formal : Kata Non-formal :
-
Wanita Cewek
-
Daripada Ketimbang
-
Hanya Cuma
-
Membuat Bikin
-
Dipikirkan Dipikirin
-
Bagaimana Gimana
-
Matahari Mentari
5. Obyektif
Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan
sebagai pangkal tolak, tetapi ditandai oleh kosa kata, bentuk kata, dan
struktur kalimat.
Contoh
Daun tanaman kedelai
yang mengalami khlorosis kiranya disebabkan oleh kekurangan unsur
nitrogen.
6. Bertolak
dari Gagasan
Artinya, penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal yang
diungkapkan dan tidak pada penulis.
Bahasa ilmiah digunakan
dengan orientasi gagasan. Pilihan kalimat yang lebih cocok adalah kalimat
pasif, sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
Contoh
Penulis menyimpulkan
bahwa hifa cendawan pembentuk mikoriza yang berasosiasi dengan akar tanaman
mampu membantu tanaman untuk menyerap unsur hara fosfor dan nitrogen.
7. Ringkas
dan Padat
Direalisikan dengan tidak
adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut kita untuk
menggunakan bahasa yang hemat.
8. Menghindari
kalimat yang pragmentaris
Kalimat pragmentaris adalah kalimat yang
belum selesai. Kalimat ini terjadi apabila penulis mengungkapkan gagasan dalam
beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan digunakan.
C. Ciri Ragam Bahasa Ilmiah
-
Struktur kalimat jelas dan bermakna
lugas;
-
Struktur wacana bersifat Formal, mengacu
pada standar konvensi naskah;
-
Singkat, berisi analisis, dan pembuktian,
menyajikan konsep secara lengkap;
-
Cermat dalam menggunakan unsure
baku(istilah kata), ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraph, dan wacana;
-
Cermat
dan konsisten dalam menggunakan penalaran dari pertemuan topic,
pendahuluan, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai dengan
kesimpulan dan saran;
-
Menggunakan istilah khusus yang bersifat
teknis dalam bidang ilmu tertentu;
-
Objektif dapat diukur kebenarannya
secara terbuka oleh umum, menghindari bentuk persona. Dan ungkapan subjektif;
-
Konsisten dalam pembahasan topi,
pengendalian variable, permasalahan, landasan teori,deskripsi data, hasil
analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran.
D. Ragam Bahasa Pidato Ilmiah
(Persentasi Ilmiah )
Mengenai
ragam pidato Ilmiah, terbagi dalam beberapa jeis
antara lain ;
-
Persentasi makalah Ilmiah
-
Persentasi skripsi
-
Persentasi disertasi
-
Dan pidato pengukuhan guru besar..
Penulisan makalah
ilmiah dilanjutkan dengan presentasi, diskusi, dan Tanya jawab. Sedangkan
penulisan tesis, disertai presentasi, pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan
penentuan kelulusan.
Hal yang paling
terpenting dalam penyamapian presentasi atau ragam pidato ilmiah adalah seorang
presenter. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan seorang presenter ialah ;
-
Etika ;
Maksudnya,
seorang presenter ilmiah harus menggunakan ragam bahasa ilmiah, penalaran
ilmiah, bersikap objektif, menggunakan kalimat yang logis , mematuhi aturan formal ,
mempresentasikan seluruh materi (secara
singkat) , mengutip konsep, data, dan menyebutkan sumbernya, menggunakan data
yang relevan, tidak mempresentasikan materi diluar Pembahasan, dapat menjawab pertanyan
pendengar atau penguji atas “ konsep kata, istilah, penalaran, pembuktian,
konsekuensi logis dari karya tulis ilmiahnya, dan mencermati setiap pertanyaa dengan
pembuktian, konsekuensi logis,” dan mencermati setiap pertanyaan atau respon
pendengar (penguji ).
-
Ketentuan lembaga (universitas),
Yaitu
mengikuti Formal penulisan sesuai dengan ketentuan lembaga atau \universitas,
mengikuti prosedur yang berlaku pada suatu lembaga atau universitas, dan
mengikuti system yang berlaku pada lembaga atau universitas.
-
Kemampuan Personal
Yaitu
bersikap simpatik,sopandan hormat kepada pendengar , satun dalam setiap tutur
kata, tidak menunjukan kemampuan diri secara berlebihan, menghindari
subjektivitas dengan menggunakan aku, saya,piker, dan lain-lain. Sebaiknya
seorang presenter menggunakan kata pengalaman membuktikan….., uji coba
menunjukan, dan lain-lain, kemudian pakaian juga harus sopan, bersikaf positif,
serius,cermat, dan percaya diri.
-
Kemampuan teknis
Yaitu
menganalisis data primer dan sekunder baik kualitatif maupun kuantitatif (Keterangan yang dikemukakan pada
kalimat dapat diukur secara pasti) mengaplikasikan
penggunaan pustaka, melengkapi pembuktian teori dari buku yang dipakai ataupun
foto kopi halaman yang dikutip dari buku
jika buku asli tidak ada, menggunakan
sarana visual seperti LCD, OHP, Peraga, dan data, dan data yang berupa gambar,
garafik, atau data lainyang relevan.
Ketika melakukan presentasi
ilmiah, bahasa lisan yang digunakan diwarnai oleh sifat-sifat ragam bahasa
indonesia Ilmiah dengan beberapa fasilitas bahasa lisan yakni adanya kesempatan
untuk mengulang-ulang, menekankan dengan menggunakan intonasi , jeda, dan
unsure intonasi lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar