Jumat, 22 Juni 2012

Bahasa Ragam Ilmiah



A.       Pengertian Bahasa Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dimana bahasa ragam ilmiah ini diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode (pendekatan rasional pendekatan empiris) dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
Tujuan ragam ilmiah, antara lain:
·         memberi penjelasan,
·         memberi komentar atau penilaian,
·         memberi saran,
·         menyampaikan sanggahan,
·         membuktikan hipotesa.

Jenis ragam ilmiah, diantaranya makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Kalaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi keempat-empatnya bertolak dari laporan, kemudian diberi komentar dan saran. Perbedaannya hanya terletak pada kekompleksannya.

B.        Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah
Karakteristuik sebuah Bahasa Ragam Ilmiah antara lain: cendekia, lugas, jelas, formal, obyektif, konsisten, menghindari kalimat pragtmentaris, bertolak dari gagasan, serta ringkas dan padat.
1.      Cendekia
Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama,  sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
Contoh A
Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) akan mempengaruhi serapan hara fosfor oleh tanamaninang melalui akar terutama tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan fosfor yang dimungkinkan oleh adanya hifa eksternal.
Contoh B
Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada akar tanaman inang akan meningkatkan serapan hara fosfor melalui hifa eksternalnya.
Kalimat pada contoh-B secara jelas mampu menunjukkan hubungan sebab-akibat tetapi tidak terungkap jelas pada contoh-A
2.      Lugas
Paparan bahasa yang lugas akan menghindari kesalah-pahaman dan kesalaha menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan. Penulisan yang bernada sastra perlu dihindari.
Contoh
Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang tidak dapat dikatakan ringan sehingga kemampuan berfikirnya menjadi berada di awing-awang.
Contoh
Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang berat sehingga kemampuan berfikirnya menjadi menurun.
3.      Jelas
Gagasan akan mudah dipahami apabila
(1) dituangkan dalam bahasa yang jelas
(2) hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas, umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
Contoh
Struktur cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada apikal akar berbentuk bebas dan berpengaruh tidak langsung terhadap kapasitas serapan hara oleh akar, misalnya dalam kompetisi dalam memanfaatkan karbohidrat, karena cendawan pembentuk mikorisa sangat tergantung kepada kandungan karbon tanaman inang sebagai sumber energinya serta kapasitas dan mekanisme CPM dalam menyerap hara hanya akan dievaluasi dari asosiasinya dengan tanaman inang.
4.      Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat.

Kata Formal : Kata Non-formal :
-          Wanita                 Cewek
-          Daripada              Ketimbang
-          Hanya                  Cuma
-          Membuat                         Bikin
-          Dipikirkan            Dipikirin
-          Bagaimana           Gimana
-          Matahari              Mentari

5.      Obyektif
Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi ditandai oleh kosa kata, bentuk kata, dan struktur kalimat.
Contoh
Daun tanaman kedelai yang mengalami khlorosis kiranya disebabkan oleh kekurangan unsur nitrogen.
6.      Bertolak dari Gagasan
Artinya, penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis.
Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Pilihan kalimat yang lebih cocok adalah kalimat pasif, sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
Contoh
Penulis menyimpulkan bahwa hifa cendawan pembentuk mikoriza yang berasosiasi dengan akar tanaman mampu membantu tanaman untuk menyerap unsur hara fosfor  dan nitrogen.
7.      Ringkas dan Padat
Direalisikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut kita untuk menggunakan bahasa yang hemat.
8.      Menghindari kalimat yang pragmentaris
Kalimat pragmentaris adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat ini terjadi apabila penulis mengungkapkan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan digunakan.

C.       Ciri Ragam Bahasa Ilmiah

-          Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas;
-          Struktur wacana bersifat Formal, mengacu pada standar konvensi naskah;
-          Singkat, berisi analisis, dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap;
-          Cermat dalam menggunakan unsure baku(istilah kata), ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraph, dan wacana;
-          Cermat  dan konsisten dalam menggunakan penalaran dari pertemuan topic, pendahuluan, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran;
-          Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu;
-          Objektif dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum, menghindari bentuk persona. Dan ungkapan subjektif;
-          Konsisten dalam pembahasan topi, pengendalian variable, permasalahan, landasan teori,deskripsi data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran.


D.       Ragam Bahasa Pidato Ilmiah (Persentasi Ilmiah )
Mengenai  ragam  pidato Ilmiah, terbagi dalam beberapa jeis antara lain ;
-          Persentasi makalah Ilmiah
-          Persentasi skripsi
-          Persentasi disertasi
-          Dan pidato pengukuhan guru besar..
Penulisan makalah ilmiah dilanjutkan dengan presentasi, diskusi, dan Tanya jawab. Sedangkan penulisan tesis, disertai presentasi, pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan penentuan kelulusan.
Hal yang paling terpenting dalam penyamapian presentasi atau ragam pidato ilmiah adalah seorang presenter. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan seorang presenter ialah ;
-          Etika ;
Maksudnya, seorang presenter ilmiah harus menggunakan ragam bahasa ilmiah, penalaran ilmiah, bersikap objektif, menggunakan kalimat yang  logis , mematuhi aturan formal , mempresentasikan seluruh materi  (secara singkat) , mengutip konsep, data, dan menyebutkan sumbernya, menggunakan data yang relevan, tidak mempresentasikan materi diluar  Pembahasan, dapat menjawab pertanyan pendengar atau penguji atas “ konsep kata, istilah, penalaran, pembuktian, konsekuensi logis dari karya tulis ilmiahnya, dan mencermati setiap pertanyaa dengan pembuktian, konsekuensi logis,” dan mencermati setiap pertanyaan atau respon pendengar (penguji ).
-          Ketentuan lembaga (universitas),
Yaitu mengikuti Formal penulisan sesuai dengan ketentuan lembaga atau \universitas, mengikuti prosedur yang berlaku pada suatu lembaga atau universitas, dan mengikuti system yang berlaku pada lembaga atau universitas.
-          Kemampuan Personal
Yaitu bersikap simpatik,sopandan hormat kepada pendengar , satun dalam setiap tutur kata, tidak menunjukan kemampuan diri secara berlebihan, menghindari subjektivitas dengan menggunakan aku, saya,piker, dan lain-lain. Sebaiknya seorang presenter menggunakan kata pengalaman membuktikan….., uji coba menunjukan, dan lain-lain, kemudian pakaian juga harus sopan, bersikaf positif, serius,cermat, dan percaya diri.
-          Kemampuan teknis
Yaitu menganalisis data primer dan sekunder baik kualitatif maupun kuantitatif (Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti) mengaplikasikan penggunaan pustaka, melengkapi pembuktian teori dari buku yang dipakai ataupun foto kopi halaman yang dikutip  dari buku jika  buku asli tidak ada, menggunakan sarana visual seperti LCD, OHP, Peraga, dan data, dan data yang berupa gambar, garafik, atau data lainyang relevan.
Ketika melakukan presentasi ilmiah, bahasa lisan yang digunakan diwarnai oleh sifat-sifat ragam bahasa indonesia Ilmiah dengan beberapa fasilitas bahasa lisan yakni adanya kesempatan untuk mengulang-ulang, menekankan dengan menggunakan intonasi , jeda, dan unsure intonasi lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar