Cita-cita
atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika kita memiliki motivasi yang kuat
dalam diri kita. Tanpa motivasi apapun, sulit sekali kita menggapai apa yang kita
cita-citakan. Tapi tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi
di dalam diri sendiri. Bahkan mungkin kita tidak tahu pasti bagaimana cara
membangun motivasi di dalam diri sendiri. Setiap orang mendambakan masa depan
yang lebih baik, kesuksesan dalam karir, rumah tangga dan hubungan sosial,
namun seringkali kita terbentur oleh berbagai kendala. Dan kendala terbesar
justru ada pada diri kita sendiri.
A. Pengertian
Motivasi
Motivasi
berasala dari kata motivation yang berarti dorongan daya batin, dan to
motivate yang berarti mendorong untuk berperilaku atau berusaha.
Motivasi
adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan.
Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan
perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force)
terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Motivasi
yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan
yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat
motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan
motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh individu lain/ organisasi.
Mc.
Donald mengatakan bahwa, Motivation is a energi change within the person
characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Menurut
GR. Terry motivasi yaitu membuat semua anggota kelompok agar amu bekerjasama
dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan
perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.
Menurut
Koontz dan O’Donnel motivasi yaitu hubungan antara aspek-aspek individu yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang
nyata.
Motivasi
adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi pendorong dari
dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi erat sekali
hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi
pun tidak akan timbul.
Banyak
dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai
inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini
menunjukkan kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang
motivasi.
Motivasi
akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam
mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi
yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita.
Biasanya
motivasi akan besar, bila orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang
diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang
diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang
akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk
merealisasikan apa yang diinginkannya.
Lakukan
apapun dalam pengembangan diri kita dengan motivasi, baik itu karir, hubungan,
spiritual, pekerjaan, menulis, memasak, membeli rumah, mendapatkan pacar,
mengajar anak atau apapun. Motivasi ini akan ada, bila ada visi yang jelas dari
apa yang kita akan lakukan, mengetahui apa yang akan kita lakukan dan percaya
akan kekuatan yang ada pada diri kita sendiri. Ia akan merupakan kunci sukses
dari apapun yang kita lakukan.
Untuk
termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang kita inginkan selanjutnya kita
harus dapat meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja
agar keinginan dapat tercapai.
Motivasi
berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan. Sering kita gagal mencapai
apa yang kita lakukan, misalnya berhenti minum kopi, merokok dan lainnya karena
motivasinya kurang.
Apakah
hubungannya motivasi dengan emosi? Sangat erat hubungannya. Keduanya diperlukan
untuk proses tercapainya suatu keinginan. Disiplin adalah hal yang perlu agar
keinginan tercapai. Untuk tetap disiplin, motivasi yang tinggi akan sangat
membantu.
Dalam
kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau merubah
kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya
sebagai niat saja. Kenapa berhenti? Itu terjadi karena kurangnya motivasi,
antusiasme, keinginan, determinasi, kemauan dan disiplin.
B. Teori-teori
motivasi
I. Teori
motivasi klasik
Teori
motivasi Frederik Winslow Taylor, dinamakan teori motivasi klasik karena ia
memandang motivasi para pekerja hanya dari sudut pemenuhan kebutuhan biologis
saja. Kebutuhan biologis tersebut dipenuhi melalui gaji/upah yang diberikan,
baik berupa uang ataupun barang sebagai imbalan dari prestasi yang telah
diberikannya.
Dengan
demikian teori ini beranggapan bahwa jika gaji pekerja ditingkatkan maka dengan
sendirinya ia akan lebih bergairah bekerja.
II. Teori
motivasi Abraham H. Maslow
Seseorang
bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow
berpendapat, kebutuhan seseorang berjenjang, artinya bila kebutuhan pertama
telah terpenuhi, maka kebutuhan tingkat dua menjadi utama, begitu seterusnya. Kebutuhan
manusia berjenjang, yakni :
ü Physiological
Needs (Kebutuhan fisiologis/dasar/pokok)
ü Safety
Needs (kebutuhan akan rasa aman).
ü Social/Affiliation
Needs (kebutuhan untuk bersosialisasi)
ü Esteem
Needs (kebutuhan harga diri).
ü Self-actualization
Needs (kebutuhan aktualisasi diri).
III. Teori
motivasi dua faktor dari Frederick Herzberg
Ia
beranggapan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua factor
yang merupakan kebutuhan, yaitu :
1.
Maintenance factors (faktor-faktor pemeliharaan), merupakan kebutuhan yang
berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol
setelah dipenuhi.
2.
Motivation factors (faktor-faktor motivasi), menyangkut kebutuhan psikologis
seseorang, factor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi
yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan.
IV. Teori
motivasi Human Relations
Teori
ini mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Dikatakan bahwa seseorang
akan berprestasi, bila diterima dan diakui dalam lingkungannya.
Pemuas
Kebutuhan
1.
Physiological needs
2.
Security of Safety
3.
Affiliation or Acceptance
4.
Esteem or Status Needs (Tingkatan Kebutuhan)
5.
Self Actualization
V. Teori
motivasi Claude S. George
Teori
ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan
tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja. Antara lain :
1.
Upah yang layak
2.
Kesempatan untuk maju
3.
Pengakuan sebagai individu
4.
Keamanan kerja
5.
Tempat kerja yang baik
6.
Penerimaan olek kelompok
7.
Perlakuan yang wajar
8.
Pengakuan atas prestasi
C. Motivasi
intrinsik dan ekstrinsik
·
Motivasi Intrinsik
Yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang
yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah
rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi
tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang
terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit,
seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat
pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara
konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations are
inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah
sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan
dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti
tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui
segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
·
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu
besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga
akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar
ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar
mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang
dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
Seseorang
yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar
dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas
belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar,
dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh
karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada
dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.
D. Motivasi
Kerja
Faktor
motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan.
Sedangkan faktor kemamampuan individual dan lingkungan kerja memiliki hubungan
yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor tersebut keberadaannya akan
mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Karena kedudukan dan hubunganya itu, maka
sangatlah strategis jika pengembangan kinerja individual karyawan dimulai dari
peningkatan motivasi kerja. Diyah Dumasari Siregar ST, MM, dalam tulisannya
menyatakan, bahwa karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan
perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang
tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan
menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain,
bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan baik, kalau karyawannya bekerja
tidak produktif, artinya karyawan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi,
tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah.
Adalah
menjadi tugas manajemen agar karyawan memiliki semangat kerja dan moril yang
tinggi serta ulet dalam bekerja. Berdasarkan pengalaman dan dari beberapa buku,
biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan
memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha
memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang kepuasan kerjanya rendah,
cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan,
sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu merupakan keharusan
bagi perusahaan untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat karyawan
puas bekerja di perusahaan. Pemahaman tentang jenis atau tingkat kebutuhan
perorangan karyawan oleh perusahaan menjadi hal mendasar untuk meningkatkan
motivasi. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan
meningkat.
Apa
sebenarnya yg dibutuhkan karyawan?
Teori
hierarkhi kebutuhan Maslow menyiratkan manusia bekerja dimotivasi oleh
kebutuhan yang sesuai dengan waktu, keadaan serta pengalamannya. Tenaga kerja
termotivasi oleh kebutuhan yang belum terpenuhi dimana tingkat kebutuhan yang
lebih tinggi muncul setelah tingkatan sebelumnya. Masing-masing tingkatan
kebutuhan tersebut, tidak lain : kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial,
penghargaan, perwujudan diri. Dari fisiologis bergerak ke tingkat kebutuhan
tertinggi, yaitu, perwujudan diri secara bertahap. Terlepas menerima atau tidak
kebutuhan berhierarkhi, mengetahui jenis-jenisnya adalah memberikan kontribusi
silang saling memenuhi. Seperti seseorang berusaha keras mencari pekerjaan yang
tidak lain mengimplementasikan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis. Lantas bagaimana dengan fakta bayi yang baru dilahirkan adalah
bukan langsung makan tetapi dia menangis yang tidak lain kebutuhan sosial. Juga
masih tentang bayi, beberapa penelitian membuktikan bayi menangis jika ingin
disusui oleh ibunya. Yang paling tidak lucu tampak kejadian banyak perusahaan
merekrut tenaga penjualan langsung dengan syarat memiliki kendaraan beroda
empat (Mobil). Secara umum diketahui Frederick Herbertg berteori dua situasi
yang mempengaruhi tenaga kerja saat bekerja. Situasi pertama,yaitu, pemuasan
yang berarti sumber kepuasan kerja seperti:prestasi, pengukuhan hasil kerja,
daya tarik pekerjaan, dan tanggung jawab serta kemajuan. Situasi kedua tidak
lain ketidak puasan yang bersumber dari: kebijakan, supervisi, uang, status,
rasa aman, hubungan antar manusia, dan kondisi kerja. Dalam hal ini, jika
situasi pertama tidak ada tidak menimbulkan ketidak puasan berlebihan. Karena ketidakpuasan
muncul dari tidak memperhatikan situasi kedua. Perhatian terhadap indikator
situasi pertama menjadi motivasi tenaga kerja dalam bekerja. Tampak berbasis
teori ini jika ingin tenaga kerja termotivasi maka mesti memberikan situasi
pertama. Kemudian Mc Gregor terkenal dengan teori X dan teori Y. Teori X
memberikan petuah manajer harus memberikan pengawasan yang ketat, tugas-tugas
yang jelas, dan menetapkan imbalan atau hukuman. Hal tersebut, karena manusia
lebih suka diawasi daripada bebas, segan bertanggung jawab, malas dan ingin
aman saja, motivasi utamanya memperoleh uang dan takut sanksi. Sebaliknya teori
Y mengarahkan manajer mesti terbuka dan mendorong inisiatif kompetensi tenaga
kerja. Teori Y berasumsi manusia suka kerja, sebab bekerja tidak lain aktifitas
alami. Pengawasan sendiri bersifat esensial. Dengan demikian, teori X kurang
baik dan teori Y adalah baik. Tidak ..tidak demikian melainkan secara bijak
teori X dan Y digunakan sesuai keadaan. Terkadang mesti egois, dan terkadang
juga demokratis. Intensitas motif seseorang melakukan sesuatu adalah fungsi
nilai setiap hasil yang mungkin dicapai dengan persepsi kegunaannya. Motivasi
sama dengan hasil dikali nilai terus hasil perhitungannya dikalikan kembali
dengan ekspektasi. Akan tetapi hal tersebut, bersyarat manusia meletakkan nilai
kepada sesuatu yang diharapkannya dan mempertimbangkan keyakinan memberi
sumbangan terhadap tujuan. Lantas kemampuan bekerja dan persepsi yang akurat
tentang peranannya dalam organisasi diperlukan. Demikian itu, merupakan teori
motivasi harapan dimana Vroom ialah orang yang menelurkannya. Sedangkan Porter
dan Lawler memberikan peringatan persepsi usahayang dilatarbelakangi kemampuan
dan peranan kerjanya menghasilkan cara kerja yang efektif untuk mencapai prestasi
baik inisiatif sendiri maupun bukan inisiatif sendiri sehingga memperoleh
imbalan yang layak dan kepuasan. Teori motivasi prestasi menegaskan manusia
bekerja didorong oleh kebutuhan prestasi, afiliasi, dan kekuasaan. Kebutuhan
prestasi tercermin dari keinginan seseorang mengambil tugas secara konsisten
bertanggung jawab dimana untuk mencapai tujuannya ia berani mengahdapi risiko
serta memperhatikan feedback. Kebutuhan afiliasi ditunjukan oleh keinginan
bersahabat, memperhatikan aspek antar pribadi, bekerja sama, empati, dan
efektif dalam bekerja. Sedangkan kebutuhan kekuasaan tampak pada seseorang yang
mau untuk berpengaruh terhadap orang lain, cepat tanggap terhadap masalah,
aktif menjalankan kebijakan organisasi, senang membantu orang ldengan
mengesankan dan selalu menjaga prestasi, reputasi serta posisinya. Sekarang
kita coba integrasikan teori-teori yang telah dikemukakan dengan basis
pendekatan integratif. Kombinasi dari dua arah gejala harapan dan kebutuhan
sebagai usaha memotivasi. Berbasis pendekatan demikian, maka kita kenal tiga
hal tentang motivasi kerja. Pertama, kebutuhan individu yang terpenting adalah
pencapaian, kekuasaan, afiliasi, perhitungan, ketergantungan, perluasan. Kedua,
motivasi kerja berkembang pada kekuatan yang diubah dalam pola kebutuhan dan
kepercayaan untuk bekerja dalam organisasi. Ketiga, hasil akhir psikologis
orang bekerja tidak lain kepuasan yang diperoleh dari kerja dan peranannya.
Pendek kata memotivasi dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan dan kepuasan
tenaga kerja dimana organisasi dapat menetukan sendiri pola kebutuhan dan
kepuasannya tanpa mengabaikan tenaga kerja.
E. Upaya-Upaya
Memotifasi Diri
Bagaimana
caranya supaya kita tetap termotivasi untuk bekerja mencapai tujuan yang
diinginkan? Intinya motivasi adalah seni berkomunikasi dengan diri sendiri.
Komunikasi ini melibatkan perasaan yang kita rasakan melalui emosi yang muncul.
Lantas apa bedanya antara perasaan dan emosi? Contohnya begini, jika kita merasa
bersalah maka emosi yang muncul bisa ketakutan dihakimi, ingin melarikan diri,
dsb. Jika kita merasa bahagia, emosinya bisa berupa keceriaan, kegembiraan,
keinginan berbagi, dsb. Emosi timbul sebagai akibat dari perasaan yang terjadi
didalam diri.
Jadi
sebetulnya mudah untuk hidup termotivasi. Kuncinya adalah rasakan hal-hal yang
membahagiakan dan bayangkan kesuksesan yang akan kita raih. Maka kita akan
termotivasi untuk bekerja.
I.
7 langkah dasar menumbuhkan
motivasi diri untuk mencapai potensi hidup yang maksimal, yaitu :
*
Perluas wawasan. Kita harus memandang kehidupan ini dengan mata iman,
pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi. Kita harus
memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan kita raih. Gambaran
ini harus menjadi bagian dari diri kita, didalam benak kita, dalam percakapan
kita, meresap ke pikiran alam bawah sadar kita, dalam perbuatan kita dan dalam
setiap aspek kehidupan kita.
*
Mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya kita harus melandasi gambar
dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang kita. Keberhasilanmu meraih tujuan
sangat tergantung pada bagaimana kita memandang diri sendiri dan apa yang kita
rasakan tentang diri sendiri. Sebab hal itu akan menentukan tingkat kepercayaan
diri kita dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa kita tidak akan pernah
melesat lebih tinggi dari apa yang kita bayangkan mengenai diri kita sendiri
*
Temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataan. Target utama serangan musuh
adalah pikiran kita. Ia tahu sekiranya ia berhasil mengendalikan dan
memanipulasi apa yang kita pikirkan, maka ia akan berhasil mengendalikan dan
memanipulasi seluruh kehidupan kita. Pikiran menentukan prilaku, sikap dan
gambar diri. Pikiran menentukan tujuan.
*
Lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi. kita mungkin saja telah kehilangan
segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya dalam hidup ini. Jika kita
ingin hidup berkemenangan, kita tidak boleh memakai trauma masa lalu sebagai
dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini. Kita harus berani
tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu selama ini, atau
membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang.
*
Temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun kita harus bersikap
:” Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi tetapi saya
tidak akan terus tinggal dibawah sana.” Kita semua menghadapi tantangan dalam
hidup ini . Kita semua pasti mengalami hal-hal yang datang menyerang kita. Kita
boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup berkemenangan adalah
belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.
*
Yakinlah dengan keyakinan kita. Banyak para ahli berpendapat “keyakinanlah yang
menentukan arah gerak seseorang”. Pastinya, pendapat itu tidak keluar begitu
saja, dan ini kerap terjadi dalam kehidupan kita. Dimana ketika kita masih
teromabang ambing dalam berbagai pilihan, maka kita akan sangat sulit
menentukan langkah selanjutnya.
*
Memilih untuk berbahagia hari ini. Kita tidak harus menunggu sampai semua
persoalanmu terselesaikan. Kita tidak harus menunda kebahagiaan sampai kita
mencapai semua sasaran. Tuhan ingin kita berbahagia apapun kondisi kita,
sekarang juga !
II.
Beberapa tips untuk memotivasi diri
sendiri, yaitu :
1. Menuliskan tujuan pada selembar kertas.
Untuk
bisa memotivasi diri, kita harus memahami tujuan yang hendak kita capai.
Lakukan refleksi, apa yang sebenarnya kita inginkan. Kemudian, kita harus
mengembangkan perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
Pilihan
yang kita tentukan, haruslah realistis, sesuai logika. kita tidak bisa memilih
jalan yang kita rasa tidak sanggup untuk menjalankannya. Akhirnya, kita akan
menemukan kegagalan dan keputusasaan, sebelum mencapai tujuan tersebut.
Tempelkan
lembaran kertas yang berisi tujuan pada
ruang yang sering kita lihat. Kita bisa memilih di cermin kamar, lemari,
dinding, atau tempat mana saja yang kita sering melihat dan membacanya. Setiap
hari, sekurangnya baca tulisan itu 5 kali, agar selalu teringat dengan tujuan
yang ingin kita capai dan memiliki motivasi diri untuk mencapainya.
Setiap
hari pula, catatlah apa saja hal yang telah kita lakukan untuk semakin
mendekatkan kita dengan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan cara ini, kita akan
menyadari apakah tujuan itu masih jauh, semakin dekat atau hampir tercapai.
2.
Berhenti menunda
Menunda
adalah kebiasaan yang bisa membunuh impian dan motivasi diri kita. Tetapkan
batas waktu untuk mencapai satu tujuan, dan berpeganglah dengan batas waktu
yang kita tentukan sendiri. Dengan memiliki perasaan dikejar batas waktu, kita
akan lebih fokus dan berusaha untuk memenuhi tujuan tersebut.
Namun
berhati-hatilah, jangan sampai menentukan batas waktu yang membuat kita stres
dan frustasi, dan hanya akan merusak mental dan pikiran kita. Pikirkanlah batas
waktu yang tepat dan tetap membuat kita nyaman dalam menjalaninya.
3.
Reward untuk diri sendiri
Cobalah
untuk memberikan hadiah atau menghargai diri kita sendiri ketika berhasil
menyelesaikan satu bagian dalam perencanaan untuk mencapai tujuan kita. Ini
akan menjadikan kita memiliki harapan, menyuntikkan motivasi diri kita, agar bisa menyelesaikan bagian-bagian
berikutnya untuk memperoleh hadiah yang lebih baik.
Ingat,
jika kita telah menyelesaikan satu rencana, segeralah membuat rencana baru dan
pastikan batas waktunya. Orang yang sukses akan selalu mencari cara untuk
mengembangkan diri mereka dan kehidupan mereka.
4.
Bersenang-senanglah
Dalam
melakukan pekerjaan, kita sering dihadapkan dengan masalah ataupun beban
pikiran yang berat. Rasa humor yang cukup, bisa menjadi salah satu kunci untuk
sukses. Cobalah untuk tidak terlalu berat memikirkan masalah dan pekerjaan.
Belajarlah
untuk menikmati apa yang kita lakukan setiap hari, sehingga bisa tetap memiliki
motivasi diri dan merasa antusias. Dengan tetap memiliki perasaan tersebut, kita
bisa membantu diri sendiri mengontrol tingkat stres yang kita miliki.
Motivasi
diri sendiri memiliki keuntungan tersendiri dan juga memacu diri untuk bisa
lebih berkembang, lebih baik, dan mengarah pada kesuksesan.
Dengan
memotivasi diri sendiri, berarti kita juga bisa menciptakan jalan-jalan baru
untuk melangkah mencapai tujuan kita.
III.
Beberapa tips agar bisa termotivasi
kapanpun dan dimanapun:
1.
Selalu konsisten
Kemudahan
timbul dari kebiasaan. Motivasi pun sama. Ia memerlukan kedisiplinan sehingga kita
terbiasa hidup dengan motivasi. Ada ungkapan bagus yang mengatakan, “Sesuatu
yang Anda ulangi tiap hari selama 21 hari akan menjadi kebiasaan”. Saya
anjurkan untuk mempraktekkannya. Mulai dengan hal yang sederhana seperti
tersenyum dihadapan cermin, mengatakan “Yes” sebelum bekerja, dan banyak lagi.
2.
Bertanggung jawab
Kita
perlu seseorang yang bersedia mengingatkan kita untuk tetap berada di tujuan.
Ia bertugas memberikan dukungan dan menjadi mitra bertukar pikiran bagi ide dan
gagasan yang kita punya. Dari sini kita akan merasa bertanggung jawab untuk
memberikan yang terbaik baginya. Proses mencapai tujuan menjadi lebih mudah dengan
hadirnya seseorang yang menjadi cermin diri kita.
3.
Kelilingi diri kita dengan orang-orang yang bervisi sama
Kalau
kita mau menurunkan berat badan, pastikan kita bersama teman-teman yang
mempunyai tujuan sama. Kalau kita ingin membangun bisnis, bertemanlah dengan
orang-orang yang sudah berkecimpung di dunia bisnis atau mereka yang mau
memulai bisnis. Kita bisa memperoleh energi dan motivasi dari mereka. Akan
sangat mudah untuk termotivasi ketika kita memperoleh support. Apa yang kita
rasakan sebagai rintangan ketika bekerja sendiri bisa teratasi dengan bantuan
dan dukungan teman-teman yang bervisi sama.
4.
Fokus pada proses, bukan tujuan
Ini
yang sangat penting. Seringkali kita turun mental ketika dihadapkan pada
kesulitan mencapai tujuan. Fokuslah pada proses. Setiap proses memerlukan
waktu. Entah cepat, entah lambat. Tujuan kita sudah jelas, namun perjalanan
menuju kesana bisa berliku dan naik turun. Dengan fokus pada proses kita
terhindar dari beban mental karena sekarang kita memegang kendali atas proses
itu sendiri, bukan dikendalikan oleh target untuk mencapai tujuan.
IV.
Yang membuat kebanyakan masyarakat
jepang hidup makmur seperti sekarang ini
Kita
tahu jepang menjadi salah negara sukses di Asia dan dunia. Motivasi kerja apa
saja yang membuat kebanyakan orang disana sukses? Mungkin banyak faktor yang
membuat semua itu terjadi. Namun beberapa factor di bawah inilah yang mungkin
membuat kebanyakan masyarakat Jepang hidup makmur seperti sekarang ini :
1. Kerja
Keras
Tentu
ini motivasi yang patut kita contoh! Sama seperti kebanyakan orang-orang di
Asia Timur. Mereka menjadi pekerja keras dalam hidupnya.
Kata
mutiara motivasi : Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada
adalah kita kurang bekerja keras.
2. Pantang
Menyerah
Masyarakat
Jepang untuk ini benar-benar membuktikannya. Dulu mereka porak-poranda akbiat
perang dunia ke II. Mereka hanya membutuhkan waktu tidak lama untuk menjadi
salah satu pusat ekonomi dunia.
Pesan
Motivasi : Menyerahlah jika peluang benar-benar sudah habis. Tapi selagi
masih ada satu harapan, Raihlah dengan kerja keras dan anda pasti SUKSES.
3. Menjaga
Kehormatan
Jika
kamu sering melihat film atau mungkin mengikuti artikel berita di TV, sesekali
pasti mendengar istilah Harakiri yaitu bunuh diri dengan menusukkan pedang ke
perut. Itulah yang dilakukan oleh masyarakat disana karena mereka tahu malu.
Masih
ingat Menteri Kesehatan Jepang yang mengundurkan diri karena melakukan
kesalahan. Atau pejabat yang akhirnya bunuh diri karena telah melakukan korupsi.
Atau pelajar yang bunuh diri karena
nilainya jelek. Dan menjadikan orang Jepang menjadi nomer satu dalam kasus
bunuh diri.
Tapi
ingat BAIK-BAIK kami ini tidak memerintahkan anda bunuh diri jika membuat orang
lain susah. Pesan Motivasi yang bisa kita raih adalah “Tahu Malulah”, dan
kemudian intropeksi diri berbuat lebih baik lagi
4. Rajin
Membaca
Membaca
seperti menjadi sebuah budaya di Jepang. Bukanlah hal yang aneh melihat orang
berjalan sambil membaca. Atau saat anda masuk ke kereta listrik, disana bisa
dilihat banyak orang yang membaca.
Banyak-banyaklah
membaca artikel, apalagi sekarang sudah zaman internet kita bisa mendapatkan
artikel tentang berbagai hal mulai dari komputer, motivasi, sejarah, ekonomi
dsb. Karena dengan lebih banyak mengetahui informasi dibanding lawan, kita
sudah lebih dekat ke tujuan.
5. Menjaga
Tradisi
Motivasi
yang ini patut kita contoh. Mengapa? bayangkan saja dengan kemajuan tekhnologi
dan ekonomi. Mereka tetap tidak meninggalkan tradisi. Bahkan pernah ada berita
yang memperlihatkan “Laptop dikasih jampi-jampi supaya tidak terkena masalah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar