Jumat, 22 Juni 2012

Ketidaklangsungan Ekspresi-Mata Anjing (karya W.S Rendra)



 Sebenarnya saya belum benar-benar ahli dalam bidang analisis-menganalisis, apalagi puisi. Tapi saya akan coba menganalisis salah satu puisi karya Rendra berjudul Mata Anjing. Kalau hasilnya kurang memuaskan, ya mohon dimaklumi.



Mata anjing penuh sinar nafsu maling.
Bila malam jahat di langit penuh mata anjing.
Sorot mata penuh duga dan cedera
maksud-maksud dalam kedok dan kata bermakna dua.

Mata anjing muncul di malam tak terelakkan.
Mata anjing menatap dengan rahasia tanpa ungkapan.
Wahai, Gadis yang tak kucinta dan menangis berguling
dalam ciuman kulihat padamu dua sorot mata anjing.

Puisi Oleh: W.S. Rendra









Ketidaklangsungan Ekspresi Puisi
Puisi merupakan karya sastra yang berisi ekspresi seorang penyair. Ekspresi yang dikemukakan adalah ekspresi pikiran atau gagasan atau perasaan yang tidak langsung. Ketidaklangsungan ekspresi itu menurut Riffaterre (1978:120) disebabkan oleh tiga hal, yakni: a) karena penggantian arti (displacing of meaning); b) karena penyimpangan arti (distorting of meaning); dan c) karena penciptaan arti (creating of meaning). Berikut ini akan dijelaskan ketidaklangsungan ekspresi puisi dalam puisi Mata Anjing karya W.S Rendra.
  1. Penggantian Arti
Terjadinya penggantian arti ini karena digunakannya bahasa kiasan di dalam karya sastra. Menurut Riffaterre dalam Pradapo (1987: 212), pada umumnya kata-kata kiasan menggantikan arti sesuatu yang lain, lebih-lebih metafora dan metonimi. Dalam puisi Mata Anjing karya W.S Rendra ini bahasa kias yang sering muncul adalah metonimi. Adapun metonimi adalah bahasa kias berupa penggunaan sebuah atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut.
Penggantian arti dalam puisi ini dapat langsung dilihat pada baris pertama, bait pertama, Mata anjing penuh sinar nafsu maling adalah metonimi yang bermakna seorang laki-laki mata keranjang di dalam sorot matanya sangat terlihat nafsu ingin mencuri (mengambil apa yang tidak seharusnya dia ambil). Mata anjing di sini diumpamakan sebagai sorot mata laki-laki mata keranjang. Bila malam jahat di langit penuh mata anjing, bermakna pada saat tengah malam lebih banyak lagi laki-laki mata keranjang yang muncul di setiap tempat. Malam jahat dan langit juga merupakan metonimi, malam jahat berarti tengah malam karena pada saat tengah malam telah banyak orang yang tertidur sehingga kejahatan lebih banyak terjadi pada saat tengah malam. Adapun langit itu menaungi seluruh dunia dan bermakna luas, sehingga dapat dikatakan meliputi semua tempat. Sorot mata penuh duga dan cedera bermakna orang-orang yang melihat mereka akan dapat menduga dan mengerti bahwa akan mereka akan menorehkan sebuah luka lagi (penderitaan). Maksud-maksud dalam kedok dan kata bermakna dua berarti apa yang dilakukan dan dikatakan oleh para laki-laki mata keranjang tersebut tidak dapat dipercayai.
Bait kedua, Mata anjing mencul di malam tak terelakkan ingin mengungkapkan bahwa kehadiran para laki-laki mata keranjang tersebut idak dapat dihindari ataupun dicegah. Mata anjing menatap dengan rahasia tanpa ungkapan bermakna bahwa kita sudah dapat mengerti apa yang diinginkan para laki-laki tersebut tanpa mereka ungkapkan secara terang-terangan karena keinginan mereka itu terlihat jelas dalam sorot matanya. Wahai, Gadis yang tak kucinta dan menangis berguling dalam ciuman kulihat padamu dua sorot mata anjing, bermakna para gadis-gadis yang bahkan yang tak dikenal, mereka menangis dengan penuh penderitaan dalam dekapan para laki-laki mata keranjang yang hanya ingin memuaskan nafsu mereka. Pada dua baris terakhir ini, pengarang ingin memperingatkan para gadis yanga bahkan tak dikenalnya untuk berhati-hati dan inilah cedera yang dimaksud oleh pengarang pada baris ke tiga bait pertama dia atas.
2.      Penyimpangan Arti
Dikemukakan Riffaterre bahwa penyimpangan arti terjadi bila dalam puisi ada ambiguitas, kontradiksi ataupun nonsense. Ambiguitas adalah penafsiran bermacam-macam arti atau makna terhadap suatu ungkapan atau kata. Kontradiksi adalah salah satu cara menyampaikan maksud secara berlawanan atau kebalikannya (Pradopo, 1999:215). Nonsense adalah kata-kata yang secara linguistik tidak mempunyai arti atau kata-kata yang merupakan ciptaan penyair sendiri (Pradopo, 1999: 219). Dalam puisi Mata Anjing karya W.S Rendra sendiri tidak terdapat penyimpangan arti.
3.      Penciptaan Arti
Penciptaan arti dipengaruhi oleh sajak (rima), enjambemen, dan tipografi. Sajak (rima) adalah persamaan bunyi akhir kata. Bunyi ini berulang secara terpola dan biasanya terdapat di akhir baris saja, tetapi kadang-kadang terletak di awal atau di tengah baris. Enjambemen adalah kata atau frasa atau baris puisi yang berfungsi ganda yakni menghubungkan bagian yang mendahului dengan bagian yang mengikutinya. Artinya, sebuah kelompok kata dipenggal, dan penggalannya dipindah ke baris berikutnya. Tipografi merupakan aspek bentuk visual puisi yang berupa tata hubungan dan tata baris. Tipografi kadang disebut sebagai susunan baris puisi dan ada pula yang menyebutnya sebagai ukiran bentuk. Tipografi dalam puisi dipergunakan untuk mendapatkan bentuk yang menarik supaya indah dipandang oleh pembaca. Adapun dalam puisi Mata Anjing di atas, penciptaan arti yang terjadi adalah sajak (rima) dan enjambemen.
Dalam puisi tersebut, Rendra menggunakan sajak ab-ab. Hal ini selain sebagai keindahan namun juga sebagai penegas kalimat sebelumnya. Kalimat ke dua lebih menegaskan kalimat pertama, kalimat ke empat menegaskan kalimat ke tiga, dan bergitu seterusnya, kalimat genap menjelaskan kalimat ganjil. Hal tersebut dapat digambarkan seperti pada baris pertama dan kedua ini: Mata anjing penuh sinar nafsu maling yang hadir pada malam jahat. Pada bait ke dua baris pertama dan ke dua: Mata anjing muncul di malam tak terelakkan dan menatap dengan rahasia tanpa ungkapan.
Enjamben yang terjadi ada pada kedua baris terakhir:
Wahai, Gadis yang tak kucinta dan menangis berguling
dalam ciuman kulihat padamu dua sorot mata anjing.
baris terakhir menjelaskan baris di atasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar