Jumat, 22 Juni 2012

Sintaksis-Konjungtor


Istilah kalimat mengandung unsur paling tidak subjek dan predikat, tetapi telah dibubuhi intonasi atau tanda baca. Dalam bahasa lisan dibubuhi intonasi, sedangkan dalam bahasa tulis, hal tersebut diwujudkan dengan pemakaian tanda baca. Suatu klausa pun dapat menjadi kalimat tergantung pada intonasi atau tanda baca yang dipakai.
Jika ditinjau dari jumlah klausanya, kalimat dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Berikut merupakan ciri-ciri dan contoh dari kalimat tunggal dan majemuk.
Ciri-ciri kalimat tunggal:
1.      Kalimat yang terdiri atas satu klausa
2.      Kalimat yang hanya mengandung satu unsur subjek dan predikat
3.      Kalimat yang hanya mengandung satu pola kalimat
Ciri-ciri kalimat majemuk:
1.      Kalimat yang terdiri atas dua atau lebih klausa
2.      Kalimat yang mengandung dua pola S P atau lebih
3.      Kalimat yang mengandung dua pola kalimat
Contoh kalimat tunggal:
-        Ayah membaca koran
-        Ibu membuat teh
-        Andi makan bakso di kantin
Contoh kalimat majemuk:
-        Ketika adzan subuh berkumandang, kami sudah berada di tempat shalat (kalimat majemuk subordinatif).
Ketika adzan subuh berkumandang, kami sudah berada di tempat shalat.
  Kw            S                    P                S              P                  Ket

Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif) dengan adanya konjungsi ketika klausa yang didahului karena maka subjek pada klausa kedua menghilang.
-        Ahmad tidak masuk sekolah karena menunggui ayahnya di rumah sakit.
Ahmad tidak masuk sekolah (merupakan satu kalusa)
     S                 P          Pel
Selanjutnya
karena  menunggui ayahnya di rumah sakit.
                        P          O         Ket.tempat
      ÆS
Kalimat majemuk terbagi atas tiga, yaitu:
1.      Kalimat majemuk setara. Merupakan kalimat yang etrdiri atas dua klausaatau lebih yang kedudukannya setara dan secara eksplisit dihubungkan dengan konjungtor (dan, atau, tetapi).
Contoh: Ibu memasak di dapur dan Ani menyiram bunga.
2.      Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas beberapa klausa yang kedudukannya tidak sama, yaitu kalimat yang satu menjadi bagian dari klausa yang lain. Satu klausa sebagai induk dan satunya sebagai anak klausa.
Contoh: Saya sedang makan malam ketika pengemis itu datang ke rumah.
3.      Kalimat majemuk campuran (kompleks) adalah kalimat yang merupakan campuran antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh: Perampok itu merampok rumah ketika peniliknya pergi ke luar kota dan pembantunya sedang tidur.
Konjungtor
1.      Koordinatif. Menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya ayau memiliki status sintaksis yang sama.
2.      Subordinatif. Menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak memiliki status yang sama.
3.      Korelatif. Menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintasis yang sama. Konjungtor ini terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
4.      Antar kalimat
5.      Antar paragraf.
       I.            Konjungtor Koordinatif
1)      Penamba hubungan penambahan: dan
Contoh: Saya mencari Nanda dan kamu mencari Rama
2)      Penamba hubungan pendampingan: serta
Contoh:
3)      Penamba hubungan pemilihan: atau
Contoh: Aku yang mengunjungumu, atau kamu yang mengunjungiku.
4)      Penamba hubungan perlawanan: tetapi
Contoh: Dia terus bertanya, tetapi adiknya hanya diam saja.
5)      Penamba hubungan pertentangan: padahal, sedangkan
Contoh: Mereka menderita, sedangkan dia bersenang-senang.
    II.            Konjungtor Subordinatif
1)      Menyatakan waktu: sejak, ketika, selama, sebulan.
Contoh: Andi baru saja pulang ketika mengetahui ayahnya telah meninggal.
2)      Menyatakan syarat: jika, kalau, bila, asalkan.
Contoh: Saya akan menaikkan orang tua saya haji jika telah memiliki uang yang cukup.
3)      Menyatakan pengandaian: seandainya, andaikan, sekiranya.
Contoh: Dia akan memaafka kamu seandainya kamu meminta maaf.
4)      Menyatakan tujuan: agar, supaya, biar
Contoh: Rama harus rajin menabung agar dapat menaikkan orang tuanya haji.
5)      Menyatakan konsetif: walaupun, meskipun, sekalipun, biarpun
Contoh: Pekerjaan ini tetap harus dilanjutkan walaupun hanya dengan sedikit tenaga kerja.
6)      Menyatakan perbandingan: seakan-akan
Contoh:Dia memandangi saya ketakutan seakan-akan saya adalah hantu.
7)      Menyatakan sebab: sebab, karena, oleh karena
Contoh: Hari ini, saya tidak dapat ke kampus karena sakit.
8)      Menyatakan hasil: sehingga, sampai-sampai, maka.
Contoh: Biaya semakin menipis sehingga pembangunan harus dihentikan.
9)      Menyatakan alat: dengan, tanpa.
Contoh: Petani itu menggemburkan tanah persawahannya dengan bantuan kerbau.
10)  Menyatakan cara: dengan, tanpa
Contoh: ibu membersihkan baju kotor adik dengan menguceknya.
11)  Menyatakan penjelasan: bahwa.
Contoh: Dia telah berjanji bahwa dia akan datang besok.
 III.            Konjungtor korelatif
1)      Baik……maupun……
Contoh: Baik Pak Anton maupun anaknya tidak suka minum kopi.
2)      Tidak hanya….. tetapi juga……
Contoh: Kita tidak hanya harus mengerti, tetapi juga harus mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
3)      Bukan hanya…..melainkan juga
Contoh: Bukan hanya pemimpin yang harus menaati peraturan melainkan juga para anggotanya.
4)      Demikian….sehingga….
Contoh: Mobil pembalap itu lari demikian cepatnya sehingga mengalahkan mobil-mobil yang lainnya.
5)      Sedemikian rupa…..sehingga…..
Contoh: Adik mengerjakan tugasnya sedemikian rapih sehingga gurunya senang memeriksa pekerjaannya.
6)      Apa(kah)….atau….
Contoh: Tidak ada yang tahu apa(kah) dia akan berhasil atau tidak.
7)      Jangankan…..pun…..
Contoh: Jangankan orang tuanya, orang lain pun dia hormati.
 IV.            Konjungtor antar kalimat
1)      Walaupun demikian
Contoh: Kami tidak setuju dengan keputusannya. Walaupun demikian kami tetap menghormati apa yang telah dia putuskan.
2)      Kemudian
Contoh: Mereka ke toko kain untuk membeli kain sebanyak 5 meter. Kemudian mereka singgah di supermarket untuk membeli perlengkapan bulanan.
3)      Selanjutnya
Contoh: Ibu menggunting kain-kain itu sesuai dengan pola yang telah dibuatnya. Selanjutnya, dia menjahit pinggir setiap kain agar guntingannya tidak berantakan dan lebih mudah dijahit menjadi baju.
4)      Selain itu
Contoh: Pak Didi menderita penyakit malaria. Selain tiu, dia juga mengidap kencing manis atau diabetes mellitus.
5)      Sebaiknya
Contoh: Setelah pelajaran berakhir, adik langsung pulang ke rumah. Sebaliknya, aku harus tetap di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
6)      Akan tetapi
Contoh:Keadaan memang sudah mulai aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada.
7)      Namun
Contoh: Dia telah dikeluarkan dari penjara. Namun, dia harus tetap melapor ke kantor polisi setiap bulannya.
8)      Dengan demikian
Contoh: Acara terakhir dipersembahkan oleh para mahasiswa jurusan Sastra Indonesia. Dengan demikian, berakhirlah acara tersebut bersamaan dengan berakhirnya persembahan tadi.
9)      Oleh karena itu
Contoh: Belakangan ini banyak orang yang terjangkit penyakit demam berdarah. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga kebersihan lingkungan agar tidak ikut terjangkit.
10)  Oleh sebab itu
Contoh: Shalat lima waktu merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim di dunia. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa menjalankannya.
    V.            Konjungtor antar paragraf
1)      Berdasarkan latar belakang tersebut di atas
2)      Sehubung dengan masalah tersebut
3)      Berkaitan dengan masalah tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar