Jumat, 22 Juni 2012

Sejarah Pengkajian Bahasa Indonesia-ISTILAH



2.1         Istilah dan Tata Istilah
Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang dihasilkannya.
2.2         Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya
Konsep ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan. Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu, ada kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru.
2.3         Istilah Indonesia
Bahan istilah Indonesia diambil dari berbagai sumber, terutama dari tiga golongan bahasa yang penting, yakni (1) bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa Melayu, (2) bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan (3) bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab.
2.4         Pemadanan Istilah
Istilah asing yang dipadankan ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan penerjemahan dan penyerapan. Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris yang pemakaiannya bersifat internasional karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya. Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.
2.5         Perekaciptaan Istilah
Kegiatan ilmuwan, budayawan dan seniman yang bergerak di baris terdepan ilmu, teknologi, dan seni dapat mencetuskan konsep yang belum ada selama ini. Istilah baru untuk mengungkapkan konsep itu dapat direkacipta sesuai dengan lingkungan dan corak bidang kegiatannya. Misalnya, rekacipta istilah fondasi cakar ayam, penyangga sosrobahu, plasma inti rakyat, dan tebang pilih Indonesia telah masuk ke dalam khazanah peristilahan.
2.6         Pembakuan dan Kodifikasi Istilah
Istilah yang diseleksi lewat pemantapan, penerjemahan, penyerapan, dan perekaciptaan dibakukan lewat kodifikasi yang mengusahakan keteraturan bentuk seturut kaidah dan adat pemakaian bahasa. Kodifikasi itu tercapai dengan tersusunnya sistem ejaan, buku tata bahasa, dan kamus yang merekam dan menetapkan bentuk bakunya
2.7         Bagan Prosedur Pembakuan Istilah
Prosedur pembakuan istilah dapat dilihat pada bagan berikut
Prosedur pembakuan istilah bahasa Indonesia.



2.8         Aspek Tata Bahasa Peristilahan
Istilah dapat berupa (1) bentuk dasar, (2) bentuk berafiks, (3) bentuk ulang, (4) bentuk majemuk, (5) bentuk analogi, (6) hasil metanalisis, (7) singkatan, (8) akronim.
2.9         Penyerapan Istilah
Bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah di Indonesia maupun dari bahasa asing seperti Inggris, Belanda, Arab, dan Sanskerta. Unsur pinjaman tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar: unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap, serta unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

2.9.1    Penyesuaian fonem
·    Tanpa perubahan
1. ae jika tidak bervariasi dengan e. Contoh: aerobe → aerob.
2. ai
3. au
4. e
5. ea
6. ei
7. eo
8. eu
9. f
10.  i jika di awal suku kata di muka vokal. Contoh: ion → ion.
11.  ie jika lafalnya bukan i. Contoh: variety → varietas.
12.  kh (Arab)
13.  ng
14.  ps
15.  pt
16.  u
17.  ua
18.  ue
19.  ui
20.  uo
21.  v
22.  x, jika di awal kata. Contoh: xenon → xenon.
23.  y, jika lafalnya y. Contoh: yen → yen.
24.  z.
·     Dengan perubahan
1. aa (Belanda) → a. Contoh: octaaf → oktaf.
2. aee, jika bervariasi dengan e. Contoh: haemoglobin → hemoglobin.
3. ck, jika di muka a, u, o, dan konsonan. Contoh: crystal → kristal.
4. cs, jika di muka e, i, oe, dan y. Contoh: cylinder → silinder.
5. cck, jika di muka o, u, dan konsonan. Contoh: accumulation → akumulasi.
6. ccks, jika di muka e dan i. Contoh: accent → aksen.
7. ch dan cchk, jika di muka a, o, dan konsonan. Contoh: saccharin → sakarin.
8. chs, jika lafalnya s atau sy. Contoh: machine → mesin.
9. chc, jika lafalnya c. Contoh: check → cek.
10.  ç (Sansekerta) → s. Contoh: çāstra → sastra.
11.  ee (Belanda) → e. Contoh: systeem → sistem.
12.  ghg. Contoh: sorghum → sorgum.
13.  guege
14.  ie (Belanda) → i, jika lafalnya i. Contoh: politiek → politik.
15.  oe (oi Yunani) → e
16.  oo (Belanda) → o. Contoh: komfoor → kompor.
17.  oo (Inggris) → u. Contoh: cartoon → kartun.
18.  oo (vokal ganda) tetap. Contoh: zoology → zoologi.
19.  phf. Contoh: phase → fase.
20.  qk
21.  rhr. Contoh: rhetoric → retorika.
22.  scsk, jika di muka a, o, u, dan konsonan. Contoh: scriptie → skripsi.
23.  scs, jika di muka e, i, dan y. Contoh: scenography → senografi.
24.  schsk, jika di muka vokal. Contoh: schema → skema.
25.  ts, jika di muka i. Contoh: ratio → rasio.
26.  tht. Contoh: methode → metode.
27.  uuu. Contoh: vacuum → vakum.
28.  v (Sanskerta) → w atau v
29.  xks, jika tidak di awal kata. Contoh: exception → eksepsi.
30.  xcksk, jika di muka a, o, u, dan konsonan. Contoh: excavation → ekskavasi.
31.  yi, jika lafalnya i. Contoh: dynamo → dinamo.
32.  konsonan ganda menjadi konsonan tunggal, kecuali jika dapat membingungkan. Contoh: effect → efek, mass → massa.
2.9.2    Penyesuaian akhiran
·    Tanpa perubahan
1. -anda, -andum, -endum
2. -ar
3. -ase, -ose
4. -ein
5. -ein. Contoh: protein → protein.
6. -et
7. -or. Contoh: dictator → diktator.
8. -ot
·    Dengan perubahan
1. -(a)tion, -(a)tie (Belanda) → -(a)si. Contoh: action, actie → aksi.
2. -aat (Belanda) → -at. Contoh: plaat → pelat.
3. -able, -ble-bel
4. -ac-ak
5. -acy, -cy-asi, -si
6. -age-ase. Contoh: percentage → persentase.
7. -air-er
8. -al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) → -al. Contoh: formeel → formal.
9. -ance, -ence-ans, -ens (yang bervariasi dengan -ancy, -ency)
10.  -ancy, -ency-ansi, -ensi (yang bervariasi dengan -ance, -ence)
11.  -ant-an. Contoh: accountant → akuntan.
12.  -archy, -archie (Belanda) → -arki. Contoh: anarchy, anarchie → anarki.
13.  -ary, -air (Belanda) → -er. Contoh: primary, primair → primer.
14.  -asm-asme
15.  -ate-at
16.  -eel (Belanda) → -el, jika tak ada padanan dalam bahasa Inggris.
17.  -end-en
18.  -ete, -ette-et
19.  -eur (Belanda), -or-ur, -ir. Contoh: director, directeur → direktur.
20.  -eus (Belanda) → -us
21.  -ic, -ique-ik
22.  -icle-ikel
23.  -ics, -ica-ik, -ika. Contoh: logic, logica → logika.
24.  -id, -ide-ida
25.  -ief, -ive-if. Contoh: descriptive, descriptief → deskriptif.
26.  -iel, -ile, -le-il. Contoh: percentile → persentil.
27.  -ific-ifik
28.  -isch, -ic-ik. Contoh: elektronic → elektronik
29.  -isch, -ical-is. Contoh: optimistisch, optimistical → optimistis
30.  -ism, -isme (Belanda) → -isme. Contoh: modernism, modernisme → modernisme. Beberapa perkecualian: prism->prisma, schism->skisma, astigmatism->astigmatisma
31.  -ist-is. Contoh: egoist → egois.
32.  -ite-it
33.  -ity-itas
34.  -logue-log. Contoh: dialogue → dialog.
35.  -logy, -logie-logi. Contoh: analogy, analogie → analogi.
36.  -loog (Belanda) → -log. Contoh: epiloog → epilog.
37.  -oid, -oïde (Belanda) → -oid. Contoh: hominoid, hominoide → hominoid.
38.  -oir(e)-oar. Contoh: trottoir → trotoar.
39.  -ous ditanggalkan
40.  -sion, -tion-si
41.  -sy-si
42.  -ter, -tre-ter
43.  -ty, -teit-tas. Contoh: university, universiteit → universitas.
44.  -ure, -uur-ur. Contoh: premature, prematuur → prematur.
2.9.3    Penyesuaian awalan
·    Tanpa perubahan
1. a-, ab-, abs- ("dari", "menyimpang dari", "menjauhkan dari")
2. a-, an- ("tidak", "bukan", "tanpa")
3. am-, amb- ("sekeliling", "keduanya")
4. ana-, an- ("ke atas", "ke belakang", "terbalik")
5. ante- ("sebelum", "depan")
6. anti-, ant- ("bertentangan dengan")
7. apo- ("lepas", "terpisah", "berhubungan dengan")
8. aut-, auto- ("sendiri", "bertindak sendiri")
9. bi- ("pada kedua sisi", "dua")
10.  de- ("memindahkan", "mengurangi")
11.  di- ("dua kali", "mengandung dua ...")
12.  dia- ("melalui", "melintas")
13.  dis- ("ketiadaan", "tidak")
14.  em-, en- ("dalam", "di dalam")
15.  endo- ("di dalam")
16.  epi- ("di atas", "sesudah")
17.  hemi- ("separuh", "setengah")
18.  hemo- ("darah")
19.  hepta- ("tujuh", "mengandung tujuh")
20.  hetero- ("lain", "berada")
21.  im-, in- ("tidak", "di dalam", "ke dalam")
22.  infra- ("bawah", "di bawah", "di dalam")
23.  inter- ("antara", "saling")
24.  intro- ("dalam", "ke dalam")
25.  iso- ("sama")
26.  meta- ("sesudah", "berubah", "perubahan")
27.  mono- ("tunggal", "mengandung satu")
28.  pan-, pant-, panto ("semua", "keseluruhan")
29.  para- ("di samping", "erat berhubungan dengan", "hampir")
30.  penta- ("lima", "mengandung lima")
31.  peri- ("sekeliling", "dekat", "melingkupi")
32.  pre-("sebelum", "sebelumnya", "di muka")
33.  pro- ("sebelum", "di depan")
34.  proto- ("pertama", "mula-mula")
35.  pseudo-, pseud- ("palsu")
36.  re- ("lagi", "kembali")
37.  retro- ("ke belakang", "terletak di belakang")
38.  semi- ("separuhnya", "sedikit banyak")
39.  sub-("bawah", "di bawah", "agak", "hampir")
40.  super-, sur- ("lebih dari", "berada di atas")
41.  supra- ("unggul", "melebihi")
42.  tele- ("jauh", "melewati", "jarak")
43.  trans- ("ke/di seberang", "lewat", "mengalihkan")
44.  tri- ("tiga")
45.  ultra- ("melebihi", "super")
46.  uni- ("satu", "tunggal")
·    Dengan perubahan
1. ad-, ac-ad-, ak- ("ke", "berdekatan dengan", "melekat pada")
2. cata-kata- ("bawah", "sesuai dengan")
3. co-, com-, con-ko-, kom-, kon- ("dengan", "bersama-sama", "berhubungan dengan")
4. contra-kontra- ("menentang", "berlawanan")
5. ec-, eco-ek-, eko- ("lingkungan hidup")
6. ex-eks- ("sebelah luar", "mengeluarkan")
7. exo-, ex-ekso-, eks- ("di luar")
8. extra-ekstra- ("di luar")
9. hexa-heksa- ("enam", "mengandung enam")
10.  hyper-hiper- ("di atas", "lewat", "super")
11.  hypo-hipo- ("bawah", "di bawah")
12.  poly-poli- ("banyak", "berkelebihan")
13.  quasi-kuasi- ("seolah-olah", "kira-kira")
14.  syn-sin- ("dengan", "bersama-sama", "pada waktu")

2.9.4    Penyerapan dengan penerjemahan
1. a-tak-. Contoh: asymetrictak simetri
2. ante-purba-. Contoh: antedatepurbatanggal
3. anti-prati-. Contoh: antibioticspratirasa
4. auto-swa-. Contoh: autobiographyswariwayat
5. de-awa-. Contoh: demultiplexingawa-pemultipleksan
6. bi-dwi-, bi-. Contoh: bilingualdwibahasa
7. inter-antar-, inter-. Contoh: internationalantarbangsa
8. mal-mal-, mala-. Contoh: malnutritionmalagizi, malnutrisi
9. post-pasca-. Contoh: postgraduatepascasarjana
purna-. Contoh: purnawirawan
1. pre-pra-. Contoh: prehistoryprasejarah
2. re--ulang. Contoh: recalculate → hitung ulang
3. -blelaik-. Contoh: ediblelaik-santap
4. -likelir-, bak-. Contoh: jelly-likeliragar
5. -lessnir-, awa-, mala-, tan-. Contoh: seedlessnirbiji; colourlessawawarna, tanwarna
2.9.5    Aturan penyerapan imbuhan
Aturan-aturan imbuhan serapan dari bahasa asing mengikuti aturan yang kurang lebih sama dengan aturan pembentukan kata berimbuhan lain.
1. Disambung jika menggunakan kata dasar. Contoh: dwiwarna, pascasarjana.
2. Dipisah jika menggunakan kata bentukan atau turunan. Contoh: pra pemilu.
3. Diberi tanda hubung jika kata dasar berawalan huruf kapital. Contoh: non-Indonesia, anti-Israel.


2.10   Perubahan/ Pergeseran Makna Istilah dari Makna Asalnya
Istilah-istilah yang digunakan di Indonesia sering mengalami perubahan karena istilah-istilah yang digunakan di Indonesia tidak hanya berasal dari satu sumber saja, namun berasal dari berbagai bangsa yang kemudian di serap. Istilah-istilah tersebut diserap namun tidak semata-mata diikuti berdasarkan asal daerah atau negaranya, namun pengucapannya sering kali disesuaikan dengan cara pengucapan orang Indonesia agar lebih mudah.
Dengan perubahan pengucapan tersebut, kadang kala ikut menggeser atau bahkan mengubah makna sebenarnya dari asal kata tersebut. Namun biasanya maknanya tidak akan terlalu beda jauh dari makna sebenarnya, hanya saja biasanya diperhalus atau lebih tegaskan agar mudah dimengerti oleh masyarakat Indonesia.
2.11   Identifikasi Istilah dari Negara Asalnya
2.11.1    Sanskerta
Bahasa Sanskerta sudah ribuan tahun dikenal di Nusantara. Bukti tertua yang sekarang masih ada ialah prasasti-prasasti yang ada di Kutai, Kalimantan Timur dan kurang lebih berasal dari abad ke-4 atau abad ke-5 Masehi.
Karena keberadaan bahasa Sanskerta di Nusantara sudah lama, sudah tentu banyak kata-kata dari bahasa ini yang diserap dalam bahasa-bahasa setempat. Artikel ini membicarakan kata-kata serapan dalam bahasa Melayu tradisional dan dalam bahasa Indonesia modern.
·         Penyesuaian fonologi
Fonologi bahasa Sanskerta dan bahasa Melayu agak berbeda. Di dalam bahasa Sanskerta dikenal ada 7 vokal pendek dan 6 vokal panjang (secara teoretis ada 7 vokal panjang pula). Lalu ada 26 konsonan.
*       Vokal
*       Pendek:
*       /a/, /i/, /u/, //, //, /e/, dan /o/
*       Panjang:
*       /a:/, /I:/, /u:/, /:/, /:/, /ai/, dan /au/.
*       Konsonan
*       Letupan
*       /k/, /g/, /c/, /j/, //, //, /t/, /d/, /p/, /b/
*       Letupan yang disertai hembusan
*       /kh/, /gh/, /ch/, /jh/, /h/, /h/, /th/, /dh/, /ph/, /bh/
*       Sengau
*       /ng/, /ñ/, //, /n/, /m/
*       Semivokal
*       /y/, /r/, /l/, /w/
*       Sibilan
*       /ś/, //, /s/, /h/
*       Lain-lain
*       //, //
Dalam bahasa Melayu tidak ada permasalahan berarti dalam menyesuaikan vokal-vokal Sanskerta. Namun karena dalam bahasa Melayu tidak ada vokal panjang, maka semua vokal panjang berubah menjadi pendek.
Selain itu ada hal menarik dalam penyesuaian vokal /r/. Vokal ini sekarang di India dilafazkan sebagai /ri/ sementara zaman dahulu diperkirakan vokal ini dilafazkan sebagai /rə/ atau /'ər/, mirip seperti dalam bahasa Jawa. Inilah sebabnya mengapa nama bahasa Samskrta di Indonesia dilafazkan sebagai Sanskerta, tetapi di India sebagai Sanskrit. Dalam bahasa Melayu pada beberapa kasus vokal ini dilafazkan sebagai /ri/, namun pada kasus-kasus lainnya dilafazkan sebagai /'ər/. Selain itu kata-kata Sanskerta yang diserap dari bahasa Jawa seringkali juga memuat pelafazan /'ər/ atau /rə/.
Beberapa contoh:
*       Sebagai /ri/ -> “berita”, “berida”.
*       Sebagai /rə/ -> “bareksa”
*       Serapan dari bahasa Jawa /'ər/ -> “werda”
Kemudian perbendaharaan konsonan bahasa Melayu tidak sebanyak bahasa Sanskerta. Konsonan retrofleks tidak ada padanannya dalam bahasa Melayu sehingga disesuaikan menjadi konsonan dental. Lalu dari tiga sibilan dalam bahasa Melayu yang tersisa hanya satu sibilan saja, meski dalam huruf Jawi seringkali sibilan retrofleks atau palatal ini ditulis menggunakan huruf syin ش. Misalkan kata kesatria yang dalam bahasa Sanskerta dieja sebagai katriya (kshatriya) dalam tulisan Jawi dieja sebagai کشتريا.
Lalu kasus menarik selanjutnya ialah penyesuaian konsonan yang disertai dengan aspirasi atau hembusan. Dalam bahasa Melayu seringkali hembusan ini juga dilestarikan. Sebagai contoh diambil kata-kata:
*       bhāa -> bahasa
*       chaya -> cahaya
*       phala -> pahala
Hal ini justru tidak dilestarikan dalam bahasa Nusantara lainnya, misalkan bahasa Jawa dan bahasa Bali. Di sisi lain nampaknya hal ini justru ada dalam bahasa Madura di mana aspirasi ini terlestarikan pula pada konsonan eksplosiva bersuara.
Kemudian semivokal /y/ dan /w/ pada posisi awal berubah menjadi /j/ dan /b/. Contohnya ialah kata-kata “jantera”, “bareksa”, “berita”, dan “bicara”.
Lalu anusvara // (/m./) dalam bahasa Melayu dilafazkan sebagai /ng/ atau sebagai sengau homorgan.
Contoh:

o    aksara (akara): huruf
o    aksi (aki): mata, sesuatu yang dilihat
o    alpa : teledor, kekurangan
o    amerta (amta): ambrosia, nektar, air kehidupan
o    ancala (acala): gunung
o    aneka : macam-macam
o    angka : bilangan
o    angkara : murka
o    angkasa (ākāśa): langit
o    angsa (haśa): sowang
o    bahagia (bhāgya) : sukacita
o    bahasa (bhāa): logat
o    bahaya (bhaya): sesuatu yang mengancam
o    bahna (bhāna): karena
o    bahtera (vahitra): kapal
o    catur (2): empat
o    cedera (chidra): luka
o    cela (chala): cacat
o    celaka (chalaka): musibah
o    cempaka (campaka): nama sebuah bunga (Michelia Champaka)
o    dirgantara (digantara): langit
o    dirgahayu (dīrghāyua): panjang umur
o    dosa (doa): kesalahan
o    duli : kehormatan terhadap raja
o    dupa : kemenyan yang apabila dibakar berbau harum
o    jelata (janatā): rakyat
o    jelita (lalita): cantik
o    jelma (janma): orang
o    jempana (jampana): pelangkin
o    jenggala (jagala): gurun



2.11.2    Arab
Kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang berasal dari bahasa Arab cukup banyak, diperkirakan sekitar 2.000 - 3.000. Namun frekuensinya tidak terlalu besar. Secara relatif diperkirakan jumlah ini antara 10 % - 15 %. Sebagian kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti yang sesuai antara lafal dan maknanya, dan ada sebagian lagi berubah. Untuk jelasnya kita ikuti saja contoh-contoh berikut ini:
Lafal dan arti masih sesuai dengan aslinya
*       abad, abadi, abah, abdi, adat, adil, amal, aljabar, almanak, awal, akhir,
*       bakhil, baligh, batil, barakah,
*       daftar, hikayat, ilmu, insan, hikmah, halal, haram, hakim,
Lafalnya berubah, artinya tetap
*       berkah, barakat, atau berkat dari kata barakah
*       buya dari kata abuya
*       derajat dari kata darajah

Lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula

*       keparat dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan kata sialan, berasal dari kata kafarat yang dalam bahasa Arab berarti tebusan.
*       logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang bermakna bahasa atau aksen.
*       naskah dari kata nuskhatun yang bermakna secarik kertas.
Lafalnya benar, artinya berubah
*       ahli
*       "kalimat" dalam bahasa Indonesia bermakna rangkaian kata-kata, berasal dari bahasa Arab yang bermakna kata.
*       siasat
2.11.3    Belanda
Contoh kata serapan dari bahasa Belanda dalam bahasa Indonesia

  • abituren (abiturient)
  • abonemen (abonnemen)
  • absen (absent)
  • absensi (absentie)
  • afdruk (afdruk)
  • buku (boek)
  • bursa (beurs)
  • bus (bus)
  • butik (boetiek)
  • buncis (boontje
  • depot (depot)
  • desimal (decimaal)
  • desersi (desertie)
  • diagonal (diagonaal)
  • diagram (diagram)
  • eksklusif (exclusief)
  • ekstrem (extreem)
  • elementer (elementair)
  • email (email)
  • embargo (embargo)
  • fisika (fysica)
  • fisiologi (fysiologie)
  • fiskal (fiscaal)
  • flanel (flanel)
  • forsir (forceren)
  • granat (granaat)
  • gratis (gratis)
  • gravir (graveur)
  • grosir (grossier)
  • grup (groep)
  • hektar (hectare)
  • hem (hemd)
  • herder (herder)
  • honorer (honorair)
  • hotel (hotel)
  • intim (intiem)
  • intonasi (intonatie)
  • intrik (intrige)
  • introspeksi (introspectie)
  • intuisi (intuitie)
  • jambore (jamboree)
  • jangkar (het anker)
  • jas (jas, overjas)
  • jerapah (giraffe)
  • jerigen (jerrican)
  • kanal (kanaal)
  • kandidat (kandidaat)
  • kans (kans)
  • kantin (kantine)
  • kantor (kantoor)
  • kantor pos (postkantoor


2.11.4    Inggris
Berikut ini adalah istilah-istilah dalam bahasa Indonesia yang berasal/diserap dari bahasa Inggris. Untuk akhiran-akhiran yang umum, seperti -logi, -grafi, -isme, bisa dilihat di dalam Kategori:Sufiks.

*       alliance - aliansi
*       apartment - apartemen
*       appreciation - apresiasi
*       asset - aset
*       association - asosiasi
*       astronaut - astronot
*       dissertation - disertasi
*       disinfectant - disinfektan
*       disco - disko
*       discount - diskon
*       diskette - disket
*       discourse - diskursus
*       expose - ekspos
*       excess - ekses
*       ecstasy - ekstasi
*       education - edukasi
*       ecology - ekologi
*       ecosystem - ekosistem
*       fact - fakta
*       federation -federasi
*       fermentation - fermentasi
*       fashion - fesyen
*       feminine - feminin
*       glamour - glamor
*       goal - gol
*       gossip - gosip
*       hydrogen - hidrogen
*       homosex - homoseks
*       hormone - hormon
*       instant - instan
*       instinct - insting
*       instrument - instrumen
*       interaction - interaksi
*       intermezzo - intermezo
*       coin - koin
*       coffee - kopi
*       collution - kolusi
*       coma - koma
*       complain - komplain
*       lipstick - lipstik
*       lobby - lobi
*       locker - loker
*       mall - mal
*       malpractice - malpraktik
*       management - manajemen
*       manager - manajer
*       marathon - maraton
*       nuclear - nuklir
*       narcotic - narkotik
*       newsletter - nawala
*       oasis - oase
*       obsession - obsesi
*       okay - oke
*       photo - foto
*       plastic - plastik
*       pollution - polusi
*       prediction - prediksi
*       premature - prematur
*       property - properti
*       record - rekor
*       relative - relatif
*       rally - reli
*       relax - rileks


Kata-kata yang diserap secara utuh
Kata-kata yang tidak mengalami penyesuaian kaidah antara lain: bar, bikini, chatting, digital, domain, doping, download dan upload, e-mail, era, fatal, film, forum, game, generator, global, golf, handphone, herbal, hologram, humor, internet, insomnia, investor, jumbo, laptop, laser, libido, lift, monster, novel, orbit, opera, parabola, paranormal, partner, pizza, radar, regional, robot, supermarket, target, unit, video, visual, voucher, vulgar, refill (isi ulang), remote, runner-up (juara dua), stainless steel (baja tahan karat), tomboy (tomboi), timer, textbook (buku teks), drop-out, deadline (tenggat waktu), leasing, sweater, microwave, megabyte, channel, charger, clearing, fee (upah), booking, blue-jean, bestseller, pick-up, outlet, nonstop, password (kata sandi), online, mark-up, hunting, corned-beef, knock-out, casing, overhead-projector, offside, boarding, sweeping, visa, truck (truk), paranoid, hard-disk, multimedia, scope, stroke, bar-code, sponsor, snack, baby-sitter, jazz, helm, frigid, sedan, recall, booting, check-up,foklift, spray, draw (seri), stocking, voting, ranking, fifty-fifty

Tidak ada komentar:

Posting Komentar