2.1
Istilah dan
Tata Istilah
Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang
dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat
yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah
(terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah serta
kumpulan istilah yang dihasilkannya.
2.2
Konsep Ilmu Pengetahuan
dan Peristilahannya
Konsep ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan
sendirinya mempunyai istilah yang mapan. Akan tetapi, sebagian besar konsep
ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan oleh
pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri dan
sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu, ada kemungkinan
bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan
penciptaan istilah baru.
2.3
Istilah Indonesia
Bahan istilah Indonesia
diambil dari berbagai sumber, terutama dari tiga golongan bahasa yang penting,
yakni (1) bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa Melayu, (2)
bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan (3) bahasa
asing, seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab.
2.4
Pemadanan Istilah
Istilah asing yang
dipadankan ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke
salah satu bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau
gabungan penerjemahan dan penyerapan. Demi keseragaman, sumber rujukan yang
diutamakan ialah istilah Inggris yang pemakaiannya bersifat internasional
karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya. Penulisan istilah
serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah
fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.
2.5
Perekaciptaan Istilah
Kegiatan ilmuwan, budayawan dan seniman
yang bergerak di baris terdepan ilmu, teknologi, dan seni dapat mencetuskan
konsep yang belum ada selama ini. Istilah baru untuk mengungkapkan konsep itu
dapat direkacipta sesuai dengan lingkungan dan corak bidang kegiatannya.
Misalnya, rekacipta istilah fondasi cakar ayam, penyangga sosrobahu, plasma
inti rakyat, dan tebang pilih Indonesia telah masuk ke dalam khazanah peristilahan.
2.6
Pembakuan dan Kodifikasi Istilah
Istilah yang diseleksi lewat pemantapan,
penerjemahan, penyerapan, dan perekaciptaan dibakukan lewat kodifikasi yang
mengusahakan keteraturan bentuk seturut kaidah dan adat pemakaian bahasa.
Kodifikasi itu tercapai dengan tersusunnya sistem ejaan, buku tata bahasa, dan
kamus yang merekam dan menetapkan bentuk bakunya
2.7
Bagan Prosedur Pembakuan Istilah
Prosedur pembakuan istilah dapat dilihat pada
bagan berikut
2.8
Aspek Tata Bahasa Peristilahan
Istilah dapat berupa (1) bentuk dasar, (2)
bentuk berafiks, (3) bentuk ulang, (4) bentuk majemuk, (5) bentuk analogi, (6)
hasil metanalisis, (7) singkatan, (8) akronim.
2.9
Penyerapan
Istilah
Bahasa
Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah di
Indonesia maupun dari bahasa asing seperti Inggris, Belanda,
Arab,
dan Sanskerta. Unsur pinjaman tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar: unsur pinjaman yang belum sepenuhnya
terserap, serta unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia.
2.9.1
Penyesuaian fonem
· Tanpa perubahan
1.
ae jika tidak bervariasi dengan e.
Contoh: aerobe → aerob.
2.
ai
3.
au
4.
e
5.
ea
6.
ei
7.
eo
8.
eu
9.
f
10.
i jika di awal suku kata di muka vokal.
Contoh: ion → ion.
11.
ie jika lafalnya bukan i. Contoh: variety
→ varietas.
12.
kh (Arab)
13.
ng
14.
ps
15.
pt
16.
u
17.
ua
18.
ue
19.
ui
20.
uo
21.
v
22.
x, jika di awal kata. Contoh: xenon
→ xenon.
23.
y, jika lafalnya y. Contoh: yen
→ yen.
24.
z.
· Dengan perubahan
1.
aa (Belanda) → a. Contoh: octaaf
→ oktaf.
2.
ae → e, jika bervariasi dengan e.
Contoh: haemoglobin → hemoglobin.
3.
c → k, jika di muka a, u,
o, dan konsonan. Contoh: crystal → kristal.
4.
c → s, jika di muka e, i,
oe, dan y. Contoh: cylinder → silinder.
5.
cc → k, jika di muka o, u,
dan konsonan. Contoh: accumulation → akumulasi.
6.
cc → ks, jika di muka e dan i.
Contoh: accent → aksen.
7.
ch dan cch → k, jika di muka a,
o, dan konsonan. Contoh: saccharin → sakarin.
8.
ch → s, jika lafalnya s atau sy.
Contoh: machine → mesin.
9.
ch → c, jika lafalnya c.
Contoh: check → cek.
10.
ç (Sansekerta) → s. Contoh: çāstra
→ sastra.
11.
ee (Belanda) → e. Contoh: systeem
→ sistem.
12.
gh → g. Contoh: sorghum → sorgum.
13.
gue → ge
14.
ie (Belanda) → i, jika lafalnya i.
Contoh: politiek → politik.
15.
oe (oi Yunani) → e
16.
oo (Belanda) → o. Contoh: komfoor
→ kompor.
17.
oo (Inggris) → u. Contoh: cartoon
→ kartun.
18.
oo (vokal ganda) tetap. Contoh: zoology
→ zoologi.
19.
ph → f. Contoh: phase → fase.
20.
q → k
21.
rh → r. Contoh: rhetoric → retorika.
22.
sc → sk, jika di muka a, o,
u, dan konsonan. Contoh: scriptie → skripsi.
23.
sc → s, jika di muka e, i,
dan y. Contoh: scenography → senografi.
24.
sch → sk, jika di muka vokal. Contoh: schema
→ skema.
25.
t → s, jika di muka i.
Contoh: ratio → rasio.
26.
th → t. Contoh: methode → metode.
27.
uu → u. Contoh: vacuum → vakum.
28.
v (Sanskerta) → w atau v
29.
x → ks, jika tidak di awal kata.
Contoh: exception → eksepsi.
30.
xc → ksk, jika di muka a, o,
u, dan konsonan. Contoh: excavation → ekskavasi.
31.
y → i, jika lafalnya i.
Contoh: dynamo → dinamo.
32.
konsonan
ganda menjadi konsonan tunggal, kecuali jika dapat membingungkan. Contoh: effect
→ efek, mass → massa.
2.9.2
Penyesuaian akhiran
· Tanpa perubahan
1.
-anda, -andum, -endum
2.
-ar
3.
-ase, -ose
4.
-ein
5.
-ein. Contoh: protein → protein.
6.
-et
7.
-or. Contoh: dictator → diktator.
8.
-ot
· Dengan perubahan
1.
-(a)tion, -(a)tie (Belanda) → -(a)si.
Contoh: action, actie → aksi.
2.
-aat (Belanda) → -at. Contoh: plaat
→ pelat.
3.
-able, -ble → -bel
4.
-ac → -ak
5.
-acy, -cy → -asi, -si
6.
-age → -ase. Contoh: percentage
→ persentase.
7.
-air → -er
8.
-al, -eel (Belanda), -aal
(Belanda) → -al. Contoh: formeel → formal.
9.
-ance, -ence → -ans, -ens
(yang bervariasi dengan -ancy, -ency)
10.
-ancy, -ency → -ansi, -ensi
(yang bervariasi dengan -ance, -ence)
11.
-ant → -an. Contoh: accountant →
akuntan.
12.
-archy, -archie (Belanda) → -arki.
Contoh: anarchy, anarchie → anarki.
13.
-ary, -air (Belanda) → -er.
Contoh: primary, primair → primer.
14.
-asm → -asme
15.
-ate → -at
16.
-eel (Belanda) → -el, jika tak ada
padanan dalam bahasa Inggris.
17.
-end → -en
18.
-ete, -ette → -et
19.
-eur (Belanda), -or → -ur, -ir.
Contoh: director, directeur → direktur.
20.
-eus (Belanda) → -us
21.
-ic, -ique → -ik
22.
-icle → -ikel
23.
-ics, -ica → -ik, -ika.
Contoh: logic, logica → logika.
24.
-id, -ide → -ida
25.
-ief, -ive → -if. Contoh:
descriptive, descriptief → deskriptif.
26.
-iel, -ile, -le → -il.
Contoh: percentile → persentil.
27.
-ific → -ifik
28.
-isch, -ic → -ik. Contoh:
elektronic → elektronik
29.
-isch, -ical → -is. Contoh:
optimistisch, optimistical → optimistis
30.
-ism, -isme (Belanda) → -isme.
Contoh: modernism, modernisme → modernisme. Beberapa
perkecualian: prism->prisma, schism->skisma, astigmatism->astigmatisma
31.
-ist → -is. Contoh: egoist → egois.
32.
-ite → -it
33.
-ity → -itas
34.
-logue → -log. Contoh: dialogue →
dialog.
35.
-logy, -logie → -logi. Contoh:
analogy, analogie → analogi.
36.
-loog (Belanda) → -log. Contoh: epiloog
→ epilog.
37.
-oid, -oïde (Belanda) → -oid.
Contoh: hominoid, hominoide → hominoid.
38.
-oir(e) → -oar. Contoh: trottoir →
trotoar.
39.
-ous ditanggalkan
40.
-sion, -tion → -si
41.
-sy → -si
42.
-ter, -tre → -ter
43.
-ty, -teit → -tas. Contoh:
university, universiteit → universitas.
44.
-ure, -uur → -ur. Contoh: premature,
prematuur → prematur.
2.9.3
Penyesuaian awalan
· Tanpa perubahan
1.
a-, ab-, abs-
("dari", "menyimpang dari", "menjauhkan dari")
2.
a-, an- ("tidak",
"bukan", "tanpa")
3.
am-, amb- ("sekeliling",
"keduanya")
4.
ana-, an- ("ke atas",
"ke belakang", "terbalik")
5.
ante- ("sebelum", "depan")
6.
anti-, ant- ("bertentangan
dengan")
7.
apo- ("lepas", "terpisah",
"berhubungan dengan")
8.
aut-, auto- ("sendiri",
"bertindak sendiri")
9.
bi- ("pada kedua sisi",
"dua")
10.
de- ("memindahkan",
"mengurangi")
11.
di- ("dua kali", "mengandung
dua ...")
12.
dia- ("melalui",
"melintas")
13.
dis- ("ketiadaan",
"tidak")
14.
em-, en- ("dalam", "di
dalam")
15.
endo- ("di dalam")
16.
epi- ("di atas",
"sesudah")
17.
hemi- ("separuh",
"setengah")
18.
hemo- ("darah")
19.
hepta- ("tujuh", "mengandung
tujuh")
20.
hetero- ("lain", "berada")
21.
im-, in- ("tidak", "di
dalam", "ke dalam")
22.
infra- ("bawah", "di bawah",
"di dalam")
23.
inter- ("antara", "saling")
24.
intro- ("dalam", "ke dalam")
25.
iso- ("sama")
26.
meta- ("sesudah",
"berubah", "perubahan")
27.
mono- ("tunggal", "mengandung satu")
28.
pan-, pant-, panto ("semua",
"keseluruhan")
29.
para- ("di samping", "erat
berhubungan dengan", "hampir")
30.
penta- ("lima", "mengandung
lima")
31.
peri- ("sekeliling",
"dekat", "melingkupi")
32.
pre-("sebelum",
"sebelumnya", "di muka")
33.
pro- ("sebelum", "di
depan")
34.
proto- ("pertama",
"mula-mula")
35.
pseudo-, pseud- ("palsu")
36.
re- ("lagi", "kembali")
37.
retro- ("ke belakang", "terletak
di belakang")
38.
semi- ("separuhnya", "sedikit
banyak")
39.
sub-("bawah", "di bawah",
"agak", "hampir")
40.
super-, sur- ("lebih dari",
"berada di atas")
41.
supra- ("unggul",
"melebihi")
42.
tele- ("jauh", "melewati",
"jarak")
43.
trans- ("ke/di seberang",
"lewat", "mengalihkan")
44.
tri- ("tiga")
45.
ultra- ("melebihi", "super")
46.
uni- ("satu", "tunggal")
· Dengan perubahan
1.
ad-, ac- → ad-, ak-
("ke", "berdekatan dengan", "melekat pada")
2.
cata- → kata- ("bawah",
"sesuai dengan")
3.
co-, com-, con- → ko-, kom-,
kon- ("dengan", "bersama-sama", "berhubungan
dengan")
4.
contra- → kontra- ("menentang",
"berlawanan")
5.
ec-, eco- → ek-, eko-
("lingkungan hidup")
6.
ex- → eks- ("sebelah luar",
"mengeluarkan")
7.
exo-, ex- → ekso-, eks-
("di luar")
8.
extra- → ekstra- ("di luar")
9.
hexa- → heksa- ("enam",
"mengandung enam")
10.
hyper- → hiper- ("di atas",
"lewat", "super")
11.
hypo- → hipo- ("bawah",
"di bawah")
12.
poly- → poli- ("banyak",
"berkelebihan")
13.
quasi- → kuasi- ("seolah-olah",
"kira-kira")
14.
syn- → sin- ("dengan",
"bersama-sama", "pada waktu")
2.9.4
Penyerapan dengan penerjemahan
1.
a- → tak-. Contoh: asymetric →
tak simetri
2.
ante- → purba-. Contoh: antedate
→ purbatanggal
3.
anti- → prati-. Contoh: antibiotics
→ pratirasa
4.
auto- → swa-. Contoh: autobiography
→ swariwayat
5.
de- → awa-. Contoh: demultiplexing
→ awa-pemultipleksan
6.
bi- → dwi-, bi-. Contoh: bilingual
→ dwibahasa
7.
inter- → antar-, inter-. Contoh: international
→ antarbangsa
8.
mal- → mal-, mala-. Contoh: malnutrition
→ malagizi, malnutrisi
9.
post- → pasca-. Contoh: postgraduate
→ pascasarjana
→ purna-. Contoh: purnawirawan
1.
pre- → pra-. Contoh: prehistory
→ prasejarah
2.
re- → -ulang. Contoh: recalculate
→ hitung ulang
3.
-ble → laik-. Contoh: edible → laik-santap
4.
-like → lir-, bak-. Contoh: jelly-like
→ liragar
5.
-less → nir-, awa-, mala-,
tan-. Contoh: seedless → nirbiji; colourless → awawarna,
tanwarna
2.9.5
Aturan penyerapan imbuhan
Aturan-aturan imbuhan serapan dari bahasa
asing mengikuti aturan yang kurang lebih sama dengan aturan pembentukan kata berimbuhan lain.
1.
Disambung
jika menggunakan kata dasar. Contoh: dwiwarna, pascasarjana.
2.
Dipisah
jika menggunakan kata bentukan atau turunan. Contoh: pra pemilu.
3.
Diberi
tanda hubung jika kata dasar berawalan huruf kapital. Contoh: non-Indonesia,
anti-Israel.
2.10
Perubahan/ Pergeseran Makna Istilah dari Makna Asalnya
Istilah-istilah
yang digunakan di Indonesia sering mengalami perubahan karena istilah-istilah
yang digunakan di Indonesia tidak hanya berasal dari satu sumber saja, namun
berasal dari berbagai bangsa yang kemudian di serap. Istilah-istilah tersebut
diserap namun tidak semata-mata diikuti berdasarkan asal daerah atau negaranya,
namun pengucapannya sering kali disesuaikan dengan cara pengucapan orang
Indonesia agar lebih mudah.
Dengan
perubahan pengucapan tersebut, kadang kala ikut menggeser atau bahkan mengubah
makna sebenarnya dari asal kata tersebut. Namun biasanya maknanya tidak akan
terlalu beda jauh dari makna sebenarnya, hanya saja biasanya diperhalus atau
lebih tegaskan agar mudah dimengerti oleh masyarakat Indonesia.
2.11
Identifikasi Istilah dari Negara Asalnya
2.11.1
Sanskerta
Bahasa Sanskerta sudah
ribuan tahun dikenal di Nusantara. Bukti tertua yang sekarang masih ada ialah
prasasti-prasasti yang ada di Kutai, Kalimantan Timur dan kurang lebih berasal
dari abad
ke-4 atau abad
ke-5 Masehi.
Karena
keberadaan bahasa Sanskerta di Nusantara sudah lama, sudah tentu banyak
kata-kata dari bahasa ini yang diserap dalam bahasa-bahasa setempat. Artikel
ini membicarakan kata-kata serapan dalam bahasa Melayu tradisional dan dalam
bahasa Indonesia modern.
·
Penyesuaian fonologi
Fonologi
bahasa Sanskerta dan bahasa Melayu agak berbeda. Di dalam bahasa Sanskerta
dikenal ada 7 vokal pendek dan 6 vokal panjang (secara teoretis ada 7 vokal
panjang pula). Lalu ada 26 konsonan.
Vokal
Pendek:
/a/, /i/, /u/, /ṛ/, /ḷ/, /e/, dan /o/
Panjang:
/a:/, /I:/, /u:/, /ṛ:/, /ḷ:/, /ai/, dan /au/.
Konsonan
Letupan
/k/, /g/, /c/, /j/, /ṭ/, /ḍ/, /t/, /d/, /p/, /b/
Letupan yang disertai hembusan
/kh/, /gh/, /ch/, /jh/, /ṭh/, /ḍh/, /th/, /dh/, /ph/, /bh/
Sengau
/ng/, /ñ/, /ṇ/, /n/, /m/
Semivokal
/y/, /r/, /l/, /w/
Sibilan
/ś/, /ṣ/, /s/, /h/
Lain-lain
/ḥ/, /ṃ/
Dalam
bahasa Melayu tidak ada permasalahan berarti dalam menyesuaikan vokal-vokal
Sanskerta. Namun karena dalam bahasa Melayu tidak ada vokal panjang, maka semua
vokal panjang berubah menjadi pendek.
Selain itu ada hal
menarik dalam penyesuaian vokal /r/. Vokal ini sekarang di India dilafazkan
sebagai /ri/ sementara zaman dahulu diperkirakan vokal ini dilafazkan sebagai
/rə/ atau /'ər/, mirip seperti dalam bahasa Jawa.
Inilah sebabnya mengapa nama bahasa Samskrta di Indonesia dilafazkan sebagai
Sanskerta, tetapi di India sebagai Sanskrit. Dalam bahasa Melayu pada beberapa
kasus vokal ini dilafazkan sebagai /ri/, namun pada kasus-kasus lainnya
dilafazkan sebagai /'ər/. Selain itu kata-kata Sanskerta yang diserap dari
bahasa Jawa seringkali juga memuat pelafazan /'ər/ atau /rə/.
Beberapa contoh:
Sebagai /ri/ -> “berita”, “berida”.
Sebagai /rə/ -> “bareksa”
Serapan dari bahasa Jawa /'ər/ -> “werda”
Kemudian
perbendaharaan konsonan bahasa Melayu tidak sebanyak bahasa Sanskerta. Konsonan
retrofleks tidak ada padanannya dalam bahasa Melayu sehingga disesuaikan
menjadi konsonan dental. Lalu dari tiga sibilan dalam bahasa Melayu yang
tersisa hanya satu sibilan saja, meski dalam huruf Jawi
seringkali sibilan retrofleks atau palatal ini ditulis menggunakan huruf syin
ش. Misalkan kata kesatria yang dalam bahasa Sanskerta dieja sebagai kṣatriya (kshatriya) dalam tulisan Jawi dieja sebagai کشتريا.
Lalu kasus menarik
selanjutnya ialah penyesuaian konsonan yang disertai dengan aspirasi atau
hembusan. Dalam bahasa Melayu seringkali hembusan ini juga dilestarikan.
Sebagai contoh diambil kata-kata:
bhāṣa -> bahasa
chaya -> cahaya
phala -> pahala
Hal
ini justru tidak dilestarikan dalam bahasa Nusantara lainnya, misalkan bahasa
Jawa dan bahasa Bali. Di sisi lain nampaknya hal ini justru ada dalam bahasa
Madura di mana aspirasi ini terlestarikan pula pada konsonan eksplosiva
bersuara.
Kemudian
semivokal /y/ dan /w/ pada posisi awal berubah menjadi /j/ dan /b/. Contohnya
ialah kata-kata “jantera”, “bareksa”, “berita”, dan “bicara”.
Contoh:
o aksi
(akṣi):
mata, sesuatu yang dilihat
o alpa :
teledor, kekurangan
o ancala
(acala): gunung
o aneka :
macam-macam
o angka :
bilangan
o angkara :
murka
o angkasa
(ākāśa): langit
o bahagia (bhāgya) :
sukacita
o bahasa (bhāṣa): logat
o bahaya (bhaya): sesuatu
yang mengancam
o bahna (bhāna): karena
o bahtera (vahitra): kapal
o catur
(2): empat
o cedera
(chidra): luka
o cela
(chala): cacat
o celaka
(chalaka): musibah
o cempaka (campaka):
nama sebuah bunga (Michelia Champaka)
o dirgantara
(digantara): langit
o dirgahayu
(dīrghāyuṣa):
panjang umur
o dosa
(doṣa):
kesalahan
o duli :
kehormatan terhadap raja
o dupa :
kemenyan yang apabila dibakar berbau harum
o jelata (janatā):
rakyat
o jelita (lalita):
cantik
o jelma (janma): orang
o jempana (jampana):
pelangkin
o jenggala (jaṅgala): gurun
2.11.2
Arab
Kosakata
bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang berasal dari bahasa Arab
cukup banyak, diperkirakan sekitar 2.000 - 3.000. Namun frekuensinya tidak
terlalu besar. Secara relatif diperkirakan jumlah ini antara 10 % -
15 %. Sebagian kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti yang sesuai antara
lafal dan maknanya, dan ada sebagian lagi berubah. Untuk jelasnya kita ikuti
saja contoh-contoh berikut ini:
Lafal dan arti masih sesuai
dengan aslinya
abad, abadi, abah, abdi,
adat, adil, amal, aljabar, almanak, awal, akhir,
bakhil, baligh, batil,
barakah,
daftar, hikayat, ilmu,
insan, hikmah, halal, haram, hakim,
Lafalnya berubah, artinya
tetap
berkah, barakat, atau
berkat dari kata barakah
buya dari kata abuya
derajat dari kata darajah
Lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula
keparat dalam bahasa
Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan kata sialan,
berasal dari kata kafarat yang dalam bahasa Arab berarti tebusan.
logat dalam bahasa Indonesia
bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang bermakna bahasa atau
aksen.
Lafalnya benar, artinya
berubah
ahli
"kalimat" dalam
bahasa Indonesia bermakna rangkaian kata-kata, berasal dari bahasa Arab yang
bermakna kata.
siasat
2.11.3
Belanda
Contoh kata serapan dari
bahasa Belanda dalam bahasa Indonesia
- abituren (abiturient)
- abonemen (abonnemen)
- absen (absent)
- absensi (absentie)
- afdruk (afdruk)
- buku (boek)
- bursa (beurs)
- bus (bus)
- butik (boetiek)
- buncis (boontje
- depot (depot)
- desimal (decimaal)
- desersi (desertie)
- diagonal (diagonaal)
- diagram (diagram)
- eksklusif (exclusief)
- ekstrem (extreem)
- elementer (elementair)
- email (email)
- embargo (embargo)
- fisika (fysica)
- fisiologi (fysiologie)
- fiskal (fiscaal)
- flanel (flanel)
- forsir (forceren)
- granat (granaat)
- gratis (gratis)
- gravir (graveur)
- grosir (grossier)
- grup (groep)
- hektar (hectare)
- hem (hemd)
- herder (herder)
- honorer (honorair)
- hotel (hotel)
- intim (intiem)
- intonasi (intonatie)
- intrik (intrige)
- introspeksi (introspectie)
- intuisi (intuitie)
- jambore (jamboree)
- jangkar (het anker)
- jas (jas, overjas)
- jerapah (giraffe)
- jerigen (jerrican)
- kanal (kanaal)
- kandidat (kandidaat)
- kans (kans)
- kantin (kantine)
- kantor (kantoor)
- kantor pos (postkantoor
2.11.4
Inggris
Berikut ini adalah istilah-istilah dalam bahasa
Indonesia yang berasal/diserap dari bahasa
Inggris. Untuk akhiran-akhiran yang umum, seperti -logi, -grafi, -isme,
bisa dilihat di dalam Kategori:Sufiks.
alliance - aliansi
apartment - apartemen
appreciation - apresiasi
asset - aset
association - asosiasi
astronaut - astronot
dissertation - disertasi
disinfectant - disinfektan
disco - disko
discount - diskon
diskette - disket
discourse - diskursus
expose - ekspos
excess - ekses
ecstasy - ekstasi
education - edukasi
ecology - ekologi
ecosystem - ekosistem
fact - fakta
federation -federasi
fermentation - fermentasi
fashion - fesyen
feminine - feminin
glamour - glamor
goal - gol
gossip - gosip
hydrogen - hidrogen
homosex - homoseks
hormone - hormon
instant - instan
instinct - insting
instrument - instrumen
interaction - interaksi
intermezzo - intermezo
coin - koin
coffee - kopi
collution - kolusi
coma - koma
complain - komplain
lipstick - lipstik
lobby - lobi
locker - loker
mall - mal
malpractice - malpraktik
management - manajemen
manager - manajer
marathon - maraton
nuclear - nuklir
narcotic - narkotik
newsletter - nawala
oasis - oase
obsession - obsesi
okay - oke
photo - foto
plastic - plastik
pollution - polusi
prediction - prediksi
premature - prematur
property - properti
record - rekor
relative - relatif
rally - reli
relax - rileks
Kata-kata yang
diserap secara utuh
Kata-kata yang tidak mengalami penyesuaian kaidah antara lain: bar, bikini,
chatting, digital, domain, doping, download dan upload, e-mail, era, fatal,
film, forum, game, generator, global, golf, handphone, herbal, hologram, humor,
internet, insomnia, investor, jumbo, laptop, laser, libido, lift, monster,
novel, orbit, opera, parabola, paranormal, partner, pizza, radar, regional,
robot, supermarket, target, unit, video, visual, voucher, vulgar, refill (isi
ulang), remote, runner-up (juara dua), stainless steel (baja tahan karat),
tomboy (tomboi), timer, textbook (buku teks), drop-out, deadline (tenggat
waktu), leasing, sweater, microwave, megabyte, channel, charger, clearing, fee
(upah), booking, blue-jean, bestseller, pick-up, outlet, nonstop, password
(kata sandi), online, mark-up, hunting, corned-beef, knock-out, casing,
overhead-projector, offside, boarding, sweeping, visa, truck (truk), paranoid,
hard-disk, multimedia, scope, stroke, bar-code, sponsor, snack, baby-sitter,
jazz, helm, frigid, sedan, recall, booting, check-up,foklift, spray, draw
(seri), stocking, voting, ranking, fifty-fifty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar